Sabtu 09 Jun 2018 18:41 WIB

Menyambut Idul Fitri, Rumah Mama Husna Tampil Baru

kondisi rumahnya memang tidak semegah milik orang lain.

Laznas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) memilih Mama Husna menjadi salah satu penerima program Rumah Ceria Indonesia (Ruceri).
Foto: istimewa
Laznas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) memilih Mama Husna menjadi salah satu penerima program Rumah Ceria Indonesia (Ruceri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah rumah bercat khas Suku Banjar tampak berdiri di atas rawa. Rumah sederhana itu berwarna hijau telur asin dan hijau tua terinspirasi dari warna rumah adat Suku Banjar. Latar belakang rawa tampak kontras dengan tampilan rumah yang terang dan cantik.

Itulah rumah Norlatifah. Seorang ibu pejuang dari Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Dia adalah  perempuan yang berjuang menghidupi anaknya setelah menjadi janda sejak sembilan tahun lalu. Sang suami meninggal karena sakit ketika anak mereka baru berusia lima bulan.

Pukulan berat itu dihadapi ibu dari Husna Alfisah Rahmah itu dengan tegar. Perempuan yang akrab disapa Mama Husna itu putar otak agar bisa membiayai sekaligus mencarikan tempat tinggal untuk sang anak.  

Pada saat itu, Mama Husna masih  hidup berpindah-pindah kos. Dia pun bertekad menabung untuk membeli tanah dan membangun rumah. Mama Husna berfikir keras untuk menghidupi anaknya seorang diri. 

Mama Husna akhirnya berikhtiar memasak wadai (jajanan basah) untuk dititipkan ke warung-warung. Dari situlah, Mama Husna menemukan jalan rezekinya. Sedikit demi sedikit, hasil penjualan wadai di tabung dan bisa membeli satu kavling tanah di Jalan Cinta Mulia, Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Barito Kuala.

"Setiap bulan saya juga nyicil membeli bahan bangunan. Alhamdulillah selama dua tahun sudah bisa membangun rumah," tuturnya.

Namun, kondisi rumahnya memang tidak semegah milik orang lain. Dinding rumah masih berupa papan kayu. Polos tanpa cat warna yang indah. Juga lantainya dari papan. Sementara itu, atapnya dari seng. 

Kondisi itulah yang melatarbelakangi Laznas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) memilihnya menjadi salah satu penerima program Rumah Ceria Indonesia (Ruceri). Rumah Mama Husna diperbaharui dengan pengecatan ulang agar lebih cantik menyambut Idul Fitri nanti.

"Alhamdulillah, ada program pengecatan Ruceri dari LMI. Dinding kayu rumah saya ada yang sudah mulai lapuk, atap juga mulai bocor. Terimakasih juga karena memperbaiki dinding kayu rumah saya sebelum di cat," kata Mama Husna menyampaikan kebahagiaannya.

Proses mengubah rumah 'baru' diawali pada Selasa (5/6). Tim LMI membuat andang atau papan panjatan dari kayu. Sebab, rumah di bawah rawa. Kegiatan pengecatan berjalan dua hari hingga Rabu (6/6). Bahkan, Direktur Utama LMI Agung Heru Setiawan serta Kepala Laznas LMI Kanwil Kalsel Khoirul Nur Mustaqim ikut turun langsung selama pengecatan.

Pasca pengecatan selesai, Mama Husna dan sang anak tidak berhenti tersenyum saat melihat rumah mereka. Beberapa kali Husna selalu keluar rumah untuk melihat rumahnya yang baru. Sembilan tahun dia menunggu rumahnya dicat. 

Agung berharap program ini Ruceri dapat membangun rasa optimis dan semangat dhuafa untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh rasa syukur dan bahagia. "Saya menyaksikan sendiri betapa senangnya keluarga dhuafa yang rumahnya dicat oleh LMI. Semoga Rumah Cerah ini mencerahkan keluarga dhuafa di Indonesia, lahir dan batin, Insya Allah," ujarnya.

Atas bantuan memperindah rumahnya, Mana Husna semakin semangat bekerja keras untuk sang anak meski harus berjuang sendiri. Selama ini Mama Husna berjualan di pasar tiban (pasar dadakan) di Jl. Kayutangi setiap Subuh sampai dengan pukul 08.00 pagi. 

Dini hari sebelum berjualan dia sudah bangun untuk membuat wadai. Jam istirahatnya hanya sedikit. Cuma empat jam saja. Hal tersebut juga yang membuatnya kerap pusing dan tidak kuat berdiri lama. Karena itu, bisa melihat rumahnya yang sekarang lebih indah mengobati kecapekannya dan memberikan kebahagian bagi keluarganya.

"Alhamdulillah, sesuai dengan tema nya Rumah Ceria Indonesia telah membuat Husna dan Ibu Norlatifah tersenyum bahagia menyambut Hari Raya Idhul Fitri 1439 H. Semoga berkah dan menjadi pahala jariyah bagi donatur Laznas LMI," terang Kakanwil LMI Kalsel, Khoirul. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement