REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan, keputusan apapun yang didapatkan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) akan menjadi pemicu misi perdamaian dunia. Menurutnya, apapun yang dihasilkan dalam pertemuan itu akan menjadi momen bersejarah.
"Saya memiliki tujuan yang jelas, tapi harus saya katakan jika pertemuan ini akan menjadi momen yang selalu dapat dikenang karena belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya," kata Donald Trump di sela pertemuan G7, Ahad (9/6).
Niatan untuk menghentikan program nuklir dilakukan agar Korut mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi internasional. Denuklirisasi dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi negara dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Korea Utara akan berusaha sebisa mungkin untuk membangun ekonomi sosialis yang kuat dan nyata. Harapannya, hal tersebut akan meningkatkan standar hidup masyarakat melalui mobilisasi semua sumber daya manusia dan material negara. Menurutnya, hasil paling minimum yang akan dicapai dalam KTT adalah perbaikan hubungan antara AS dan Korut dari sebelumnya tidak memiliki hubungan diplomasi sama sekali.
Meskipun demikian, pemerintah AS optimis pertemuan dengan Kim akan menghasilkan kesepakatan yang membangun. Optimisme serupa juga ditunjukkan Presiden Donald Trump yang mengaku tidak akan mengadakan pertemuan jika tidak menghasilkan kesepakatan yang baik."Saya tidak ingin membuang-buang waktu saya dan dirinya jika hal itu tidak dapat tercapai," kata Trump.
Sebelumnya, Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah mendarat di bandara internasional Changi di Singapura. Kim tiba dengan menggunakan pesawat pribadi. Kedatangan Kim disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Kim direncanakan segera melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.