REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Warga Desa Balerante, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah lebih memilih tetap bertahan di tempat tinggalnya di kawasan lereng Gunung Merapi menjelang Lebaran 2018. Hal itu dilakukan meski sejak beberapa waktu lalu terjadi letusan minor.
"Kondisinya memang tidak seramai jelang Lebaran tahun lalu, masyarakat memilih untuk bertahap tetapi tetap waspada," kata Kepala Desa Balerante Sukono di Klaten, Ahad (10/6).
Ia mengatakan menyikapi peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari normal menjadi waspada, masyarakat Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, terus berjaga-jaga. Bahkan, pada malam hari mereka melakukan penjagaan secara bergiliran di desanya untuk antisipasi terjadinya peningkatan aktivitas Merapi. "Dengan begitu manakala Merapi mengancam maka masyarakat yang berjaga-jaga bisa cepat memberikan bantuan kepada warga lain," katanya.
Ia mengatakan pusat Desa Balerante terletak sekitar delapan kilometer dari pusat erupsi yang berada di puncak Merapi. Menurutnya, desa dengan 1.967 warga itu, jika dilihat lokasinya, merupakan daerah di Klaten yang paling terancam jika terjadi erupsi Merapi. "Kalau dilihat dari yang sudah-sudah, desa ini dilalui langsung oleh material dari Gunung Merapi. Oleh karena itu, kewaspadaan terus kami tingkatkan," katanya.
Dia mengatakan erupsi Merapi Jumat (1/6) sekitar pukul 08.20 WIB mengakibatkan terjadinya pengungsian sekitar 100 warga yang bertempat tinggal di dukuh paling atas. "Warga mengungsi di titik kumpul sementara yaitu di Kantor Desa Balerante. Meski demikian, warga hanya mengungsi sekitar tiga hari," katanya.
Ia juga mengapresiasi perhatian pemda setempat di mana pada siang harinya Bupati Klaten Sri Mulyani langsung berkunjung ke Balerante untuk memastikan kondisi warga. Selain itu, Sri Mulyani juga membawa bantuan berupa makanan instan, air minum, dan masker. "Sejauh ini juga belum ada rekomendasi untuk warga agar mengungsi karena memang statusnya masih waspada. Kalau siaga baru ada arahan untuk mengungsi," katanya.
Seorang warga setempat, Senen (35 tahun), mengatakan warga hanya menunggu perintah dari kepala desa terkait dengan perkembangan kondisi Merapi. "Kalau memang harus mengungsi ya nanti kami ngungsi bareng-bareng. Kalau sekarang masih aman, kami juga masih beraktivitas biasa. Mudah-mudahan Lebaran juga kondisinya aman," katanya.