Sabtu 16 Jun 2018 00:06 WIB

Besarnya Potensi Labu Susu dan Kelengkeng Super Sleman

Labu susu sangat cocok ditanam di Madurejo dan memiliki pangsa pasar yang besar.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ratna Puspita
Sosialisasi potensi labu susu dan kelengkeng super Sleman dari Fakultas Biologi UGM.
Foto: dok. UGM
Sosialisasi potensi labu susu dan kelengkeng super Sleman dari Fakultas Biologi UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan sosialisasi dan memberikan penyuluhan budidaya tanaman holtikultura, yaitu labu susu dan kelengkeng. Sosialisasi diberikan kepada masyarakat sekitaran DIY, khususnya Kabupaten Sleman, beberapa waktu lalu.

Dekan Fakultas Biologi UGM Budi Setiadi Daryono menilai, Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki biodiversitas tinggi. Termasuk, tanaman labu atau waluh dari familia Cucurbitacee.

Tanaman ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan. Budi merasa, pengembangan tanaman pangan seperti itu di Indonesia sangat penting untuk atasi masalah krisis pangan yang telah berlangsung lama.

Untuk itu, Fakultas Biologi UGM melakukan sosialisasi kepada Kelompok Tani di Dusun Kebondalem, Desa Madurejo. Tim turut memberikan terobosan baru untuk hasilkan komoditas pertanian dan produk olahan hasil panen yang bisa dijadikan ikon unggulan desa.

Budi memaparkan hasil kerjanya di Kecamatan Prambanan dan hasil risetnya tentang pemuliaan tanaman labu sisi menggunakan teknologi kastrasi polinasi. Sedangkan, rekannya Purnomo memaparkan jenis dan karakteristik labu secara morfologi.

Budi menuturkan, labu susu sangat cocok ditanam di Madurejo dan memiliki pangsa pasar yang besar. Labu susu juga memiliki harga jual tinggi yaitu Rp 70 ribu per kilogram, dan dalam satu tanaman bisa menghasilkan 3-4 kilogram.

"Budidaya labu ini juga sangat menarik untuk dijadikan daya tarik agrowisata, namun perlu teknik khusus dalam budidayanya agar bentuknya seragam, sehingga dapat masuk ke pasar yang lebih tinggi seperti di super market," kata Budi.

Sementara, sosialisasi tentang kelenkeng super dilakukan di Desa Binaan Kemadang, Kabupaten Gunungkidul, terkait penghormonan dalam budidaya kelengkeng super Sleman. Itu jadi tindak lanjut budidaya kelengkeng super Sleman tahun lalu.

Bertemakan Pengembangan Budidaya Kelengkeng Lokal Unggul dalam Pengembangan Daerah Wisata Agri Bahari, sosialisasi jadi rangkaian program hibah Desa Binaan. Kelengkeng super Sleman adi salah satu produk unggul yang ditawarkan kepada masyarakat.

Hal itu dilakukan untuk menjadikan Desa Kemadang jadi agro bahari. Kelengkeng sendiri memiliki keunggulan seperti dapat berbuah dalam usia 1,5 tahun, dapat ditanam di dalam pot, dan tidak bergantung musim untuk berbuah.

Selain itu, buahnya sangat lebar dan manis dengan daging tebal serta bijinya kecil. Buah ini sudah diinisiasi ke Desa Gejayan, dan sudah membuahkan hasil. Harapannya, Desa Kemadang bisa mengembangkannya untuk menunjang perekonomian masyarakat.

Selain kedua narasumber di atas, sosialisasi kelengkeng super dihadiri peneliti lain Yusuf Sulaiman. Program yang diketuai Soenarwan Hery Poerwanto itu sendiri disambut antusias, karena masyarakat bisa langsung melakukan praktek penghormonan kelengkeng.

"Lewat praktek ini harapannya warga bisa mengerti secara langsung tentang teknik penghormonan yang benar, dan ke depan bisa menunjang perekonomian warga dengan membangun desa agro bahar di Kemadang ini," ujar Budi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement