REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menemui Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk kali pertama. Dalam perjumpaan itu, Trump menjabat tangan Kim sekaligus menandakan dimulainya konferensi bersejarah.
Kedua kepala negara saling mengungkapkan kata-kata pertama mereka. Meski demikian, pelontaran kalimat tersebut disertai gerak-gerik tubuh yang canggung. Kekakuan tubuh kedua kepala negara itu tidak dapat tertutupi bahkan hingga keduanya duduk.
Dalam kesempatan itu, Trump mengatakan jika dirinya telah membina hubungan yang baik dengan Kim Jong-un. Meskipun, pada kenyataanya kedua kepala negara tersebut kerap terlibat adu perang syaraf.
Di sisi lain, Kim Jong-un yang lebih banyak mendengarkan Trump berbicara selama pertemuan mereka mengatakan, pertemuan ini merupakan awalan yang baik menuju perdamaian. Meski demikian, belum ada kata-kata yang langsung mengarah pada pelucutan senjata nuklir dalam pertemuan awal itu.
Usai jabat tangan saat bertemu untuk kali pertama, kedua kepala negara itu saling berpegangan tangan hingga akhirnya Trump memandu Kim menuju ruang perpustakaan di mana mereka akan menemui seorang penerjemah. Di dalam mereka duduk bersebelahan di depan poster bendera Korut dan AS.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama usai makan siang di Resor Capella di Pulau Sentosa,Singapura, Selasa (12/6).
"Saya rasa semua dunia menyaksikan momen ini. Banyak warga dunia yang berpikir jika saat ini layaknya scene dari sebuah film fiksi ilmiah," kata Kim Jong-un kepada Trump yang diterjemahkan seorang translator. Kim mengatakan, pertemuan itu telah melewati berbagai jenis skeptisisme dan spekulasi.
Pertemuan awal kedua kepala negara itu berlangsung sekitar 40 menit. Keduanya lantas segera menuju ruang pertemuan dan bergabung dengan pejabat negara lainnya.
Di sana Donald Trump bergabung dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, dan kepala staf Gedung Putih John Kelly. Sementara Kim Jong-un, berbaur dengan mantan kepala intelejen militer Kim Yonh Chol, Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho, dan Wakil Ketua Partai Buruh Ri Su Yong.
Mike Pompeo direncanakan akan menjadi perwakilan utama AS selama pertemuan itu. Dia dipilih Trump lantaran memiliki nada bicara yang lebih halus terhadap Pyongyang jelang KTT.
Baca: Bertemu Trump, Kim Jong-un: Senang Bertemu Tuan Presiden