REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sekjen Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf mengunjungi Israel pekan ini, dan mengundang banyak kecaman. Namun, dia berharap kontroversi tersebut dapat membawa perhatian ke pesan belas kasih antaragama.
Gus Yahya, sapa akrabnya, berada di Israel sebagai tamu Komite Yahudi Amerika, kelompok advokasi AS yang mengadakan konferensi besar di Yerusalem. Awal pekan ini, dia berpidato di konferensi tersebut, muncul bersama seorang rabi dalam diskusinya.
Jadwalnya juga termasuk pertemuan di Hebrew University Israel, dan berbicara dengan pemimpin Yahudi, Kristen, dan Muslim setempat. Tidak ada pertemuan dengan politisi Israel yang tercantum dalam jadwalnya.
Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan dukungan untuk Palestina sangat kuat. Kehadiran Staquf telah memicu reaksi kemarahan, seperti yang terlihat di media sosial.