REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memperingatkan warganya di Vietnam setelah pengunjuk rasa bentrok dengan polisi mengenai rencana pemerintah menciptakan zona ekonomi baru bagi investasi asing yang telah memicu sentimen anti-Cina di negara itu.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam unjuk rasa di Vietnam tengah pada Ahad lalu. Protes ini merupakan salah satu dari beberapa demonstrasi nasional melawan zona ekonomi khusus yang dikhawatirkan akan didominasi oleh investor Cina.
Kedutaan Cina di Hanoi mengumumkan di situsnya yang menyebut protes itu sebagai pertemuan ilegal yang memasukkan sejumlah konten anti-Cina. "Kedutaan Cina di Vietnam sangat memperhatikan perkembangan yang relevan dan mengingatkan warga Cina di Vietnam untuk memperhatikan keamanan saat bepergian," kata pemberitahuan itu.
Majelis Nasional Vietnam sepakat pada Senin (11/6) untuk menunda pemungutan suara pada RUU, yang akan memungkinkan investor asing menyewa tanah hingga 99 tahun dan memberikan insentif yang lebih besar dan pembatasan lebih sedikit daripada saat ini di negara ini.
Nguyen Thi Kim Ngan, ketua Majelis, mengatakan para pengunjuk rasa mungkin telah salah memahami sifat dari RUU itu. "Masyarakat harus tetap tenang, percaya pada keputusan partai dan negara, terutama dalam kenyataan Majelis Nasional selalu mendengarkan pendapat orang-orang ketika membahas rancangan," kata Ngan.
Protes publik jarang terjadi di Vietnam dan sering dengan cepat dipadamkan oleh polisi.
Puluhan polisi terluka dalam bentrokan
Pada Ahad, pengunjuk rasa di provinsi Binh Thuan melemparkan bom molotov dan batu bata ke polisi dan merusak kantor pemerintah dan kendaraan setempat, lapor media pemerintah. Polisi menahan 102 pengunjuk rasa, surat kabar online VnExpress melaporkan pada Senin, mengutip polisi setempat.
Laporan itu mengatakan puluhan polisi terluka dalam insiden itu. Di Hanoi, polisi menahan puluhan pemrotes yang berbaris di jalan yang sibuk, beberapa membawa spanduk anti-Cina termasuk satu yang mengatakan "Tidak ada sewa tanah ke Cina bahkan untuk satu hari".
Aktivis mengatakan beberapa pengunjuk rasa juga ditahan di pusat ekonomi negara itu, Ho Chi Minh City. Pemerintah telah mengatakan RUU itu bertujuan meningkatkan pembangunan di tiga provinsi di Vietnam utara, tengah dan selatan dan menyediakan ruang untuk eksperimen kelembagaan.
Rancangan undang-undang awal mengatakan tanah di zona itu bisa disewa hingga 99 tahun, tetapi Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc mengatakan kepada media lokal pekan lalu, jumlah itu akan berkurang, meskipun dia tidak mengatakan berapa banyak. Protes muncul bersamaan dengan meningkatnya ketegangan atas Laut Cina Selatan yang disengketakan, hampir semuanya diklaim Cina.
Vietnam adalah salah satu dari beberapa negara di kawasan yang memiliki klaim di Laut Cina Selatan. Beberapa pengunjuk rasa juga memprotes rancangan RUU lain tentang keamanan dunia maya di tengah kekhawatiran yang meluas undang-undang akan menyebabkan kerugian ekonomi dan melumpuhkan perbedaan pendapat online di negara yang dikuasai komunis.
Reuters
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini