REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Terminal baru Bandara Ahmad Yani belum lama ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Meski sudah memiliki fasilitas baru, sayangnya layanan taksi di bandara tersebut justru dikeluhkan penumpang dan pengunjung bandara.
Fasilitas yang dikeluhkan masyarakat yaitu persoalan taksi bandara. Pengguna bandara merasa taksi yang beroperasi di bandara tersebut tidak beroperasi menggunakn argo pada umumnya namun mematok harga sesuai denhan perkiraan jarak hingga ketujuan.
Hal itu dirasa selama ini menjadi merugikan penumpang bandara karena fasilitas taksi bandara tidak sesuai. Akibat pematokan harga tanpa argo juga dinilai membuat ongkos yang dikeluarkan penumpang lebih besar.
Dengan adanya ketidaknyamanan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan sudah ada pertemuan direksi bandara dengan panglima TNI. "Insya Allah bisa diselesaikan dengan baik," kata Budi di Stasiun Semarang Tawang, Selasa (12/6).
Budi memastikan sudah ada evaluasi yang dilakukan mengenai pengelolaan bandara tersebut. Meskipun, Budi mengakui masyarakat Jawa Tengah bisa mengetahui ada suatu kekurangan berkaitan dengan taksi di bandara tersebut.
Soal adanya dugaan permasalahan taksi bandara tersebut karena oknum TNI, Budi tidak ingin menduga ke arah sana terlebih dahulu. "Saya pokir tidak mau dikotomi lah. Suatu tempat baru saja dihuni biasanya kita belum menyelesaikan semua hal yang detil-detil ya," ujar Budi.
Budi bahkan melihat Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga sempat memiliki persoalan yang sama cukup lama namun membutuhkan proses untuk menyelesaikannya. "Saya pikir ini (untuk persoalan taksi Bandara Ahmad Yani) satu minggu ini sudah selesai. Panglima juga ini luar biasa mendukung banyak kegiatan," tutur Budi.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi memastikan penertiban taksi di area bandara sudah dilakukan. Termasuk juga dengan taksi yang tidak resmi di bandara yang dikelola AP I.
Bahkan, selain taksi konvensional, Israwadi memastikan hal itu juga dilakukan kepada taksi daring yang beroperasi di bandara. Sebab selain soal taksi konvensional, masyarakat juga mengeluhkan persoalan taksi daring di terminal baru Bandara Ahmad Yani.
"Penertiban taksi online (daring) sebenarnya kami sudah rutin kami lakukan di terminal lama. Mengenai masukan dari masyarakat akan segera kami tidak lanjuti untuk teeminal baru beroperasi," jelas Israwadi.