REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume rata-rata tonase sampah selama bulan puasa terhitung mulai 1 hingga 26 Ramadhan yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang meningkat menjadi 7.999 ton per hari. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 289 ton/hari atau naik empat persen selama Ramadhan.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji rata-rata tonase sampah sebelum Ramadan (Januari hingga Mei 2018) yang masuk ke TPST Bantargebang berjumlah 7.710 ton per hari.
"Peningkatan tersebut disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dengan meningkatnya konsumsi pada waktu berbuka puasa dan waktu sahur," katanya di Jakarta, Rabu (13/6).
Dia menambahkan beberapa jenis sampah yang mengalami peningkatan itu sebagian besar berupa sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik serta pembungkus makanan lainnya.
"Walaupun ada peningkatan timbunan sampah saat Ramadan, keadaan demikian akan berbalik turun saat pra dan pasca Lebaran (H-6 hingga H+6 Lebaran), mengingat sudah dimulainya cuti bersama dan libur Lebaran. Saat itu banyak warga yang pergi mudik," jelasnya.
DLH Provinsi DKI Jakarta memperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10 Lebaran, dan setelahnya kembali ke rata-rata timbunan normal.
Peningkatan tonase tersebut disebabkan sebagian besar warga Jakarta kembali dari kampung halamannya masing-masing. "Kemudian, tukang gerobak yang sempat mudik juga sudah kembali bertugas, sehingga tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah rumah tangga mulai dikirim ke tempat penampungan sementara (TPS)," kata Isnawa.