REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Kedai KOPI, Hendri Satrio menilai usulan Anies Baswedan untuk diusung menjadi calon presiden (capres) atau cawapres di pemilihan umum presiden (pilpres) 2019 bisa diperhitungkan. Namun, menurutnya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu masih jauh dibawah Prabowo Subianto dan capres pejawat Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau dari berbagai hasil survey disparitas elektabilitasnya Prabowo masih jauh dari Jokowi, tapi memang lawan Jokowi yang paling kuat tetap Prabowo," kata Hendri pada Republika.co.id.
Hendri menambahkan, nama Aher memiliki peluang yang cukup besar. Massa pendukungnya pun termasuk yang paling banyak di Jawa Barat. Meskipun demikian, apabila pasangannya Anies,Hendri menilai sosok tersebut masih perlu menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Hendri, Anies tidak perlu mengikuti jejak Jokowi yang mencalonkan diri menjadi Presiden di saat masih menjabat sebagai Gubernur. Ia mengatakan, rakyat Indonesia perlu diajarkan hal yang benar yakni konsisten dengan tujuan utama, dalam hal ini menyelesaikan permasalahan di Ibu Kota.
"Misal Jokowi jalannya ke sana, Anies justru harus bisa membuktikan dia bisa menyelesaikan masalah Jakarta dengan baik. Baru kemudian kalau elektabilitasnya bagus dia maju ke presiden," ujarnya.
Selain itu, ada pula momentum politik yang harus dipertimbangkan. Ia menilai momentum yang dimiliki Jokowi dan Anies memiliki perbedaan. Pada saat Jokowi mencalonkan diri, presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih belum memiliki pengganti.
"Kalau 2019 ini momentum politiknya Anies ada tapi tidak sebesar Jokowi. Jadi ibaratnya Jokowi sudah lari duluan dari garis start, Anies baru mau mulai menuju start," ucapnya.