Kamis 14 Jun 2018 11:33 WIB

Korsel: Pertemuan Trump dan Kim Hapus Kekhawatiran Perang

AS berencana menghentikan latihan militer dengan Korsel.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Kamis (14/6). Dalam pertemuan tersebut, ia mengatakan sangat mengapresiasi pertemuan yang diadakan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.

Menurut Moon Jae In, pertemuan itu telah membebaskan dunia dari kekhawatiran perang. Ia menilai tidak hanya negara-negara yang berada di kawasan sekitar Semenanjung Korea seperti Korsel dan Jepang yang mendapat dampak positif dari apa yang disebut olehnya sebagai salah satu langkah menuju perdamaian tersebut.

"Pencapaian paling penting dari pertemuan itu tidak hanya berlaku untuk AS, Korsel, dan Jepang, tapi seluruh dunia saat ini terbebas dari rasa khawatir akan perang dan serangan nuklir," ujar Moon Jae In, dilansir Kyodo News, Kamis (14/6).

Menurut Moon Jae In, pertemuan bersejarah yang terjadi antara Trump dan Kim Jong-un telah menggerakkan dunia bersiap memasuki era penuh perdamaian dan kemakmuran. Sementara itu, Pompeo juga memuji pemimpin Korsel tersebut karena pada awal tahun ini sudah terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan Kim Jong-un.

Pompeo menilai bahwa pertemuan antara Moon Jae In dan Kim Jong-un merupakan langkah penting yang menjadi batu loncatan besar untuk pertemuan pemimpin AS dan Korut. Selama ini, ketegangan terus berlangsung di Semenanjung Korea dan mengancam dunia.

Trump dan Kim Jong-un melakukan pertemuan di Capella Hotel di Pulau Sentosa, Singapura pada Selasa (12/6) lalu. Keduanya membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.

Kesepakatan yang berpusat pada perluncutan senjata nuklir serta mengurangi ketegangan regional itu dituangkan dalam perjanjian satu halaman. Pengumuman rencana pembatalan latihan militer dengan Korsel atau apa yang sering disebut sebagai 'permainan perang' diucapkan oleh Trump dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Kim Jong-un.

Meski demikian, juru bicara kantor kepresidenan Korsel mengatakan rencana latihan militer bersama yang hendak dibatalkan akan dibahas lebih lanjut bersama AS. Sebelumnya, AS juga mengatakan kedatangan Pompeo ke Negeri Ginseng merupakan bentuk tindak lanjut dari pertemuan Trump dan Kim Jong-un. "Masih ada keperluan untuk membahas secara menyeluruh hasil pertemuan pemimpin AS dan Korut," ujar juru bicara kepresidenan Korsel Kim Eui Kyeom.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement