Kamis 14 Jun 2018 15:34 WIB

Didukung Relawan, AHY: Demokrat tak Bisa Pencapresan Sendiri

UU Pemilu mensyaratkan ambang batas kursi DPR dan suara untuk pencapresan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat dukungan ratusan anak muda yang tergabung dalam Relawan Cakra. Deklarasi dukungan terhadap AHY sebagai calon presiden (capres) 2019 dilakukan di Markas Relawan Cakra, Samarinda, Kalimantan Timur. 

AHY mengapresiasi gerakan anak muda Kalimantan Timur dan relawan Cakra yang mendeklarasikan dirinya sebagai bakal capres 2019. Hanya saja, ia mengatakan, Partai Demokrat tidak bisa mengusung AHY sebagai capres atau cawapres sendirian.

Sebab, Demokrat tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden. UU Pemilu mensyaratkan partai politik atau gabungan parpol harus memiliki 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2014 guna mengusung pasangan calon presiden.

Sementara Demokrat hanya meraih 10,19 persen suara dan 61 kursi (10.9 persen) parlemen pada Pemilu 2014. “Saya mengapresiasi deklarasi ini. Anak-anak muda memang harus peduli pada lingkungan dan masa depannya,” kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (14/6).

Akan tetapi, AHY mengatakan, situasi politik sekarang masih sangat cair sehingga membuka kemungkinan pada pencapresan. “Saya juga tidak ingin tergesa-gesa. Situasinya masih cair, masih dinamis. Kita upayakan yang terbaik bagi rakyat,” kata dia. 

Deputi Media dan Humas Kosgama Putu Supadma Rudana mengatakan AHY memang selalu menyampaikan bahwa mekanisme menuju capres ada beberapa tahapan. Pertama, dia mengatakan, harus diusung partai politik atau gabungan partai politik sesuai dengan presidential threshold, yaitu 20 persen.

“Dengan tidak adanya parpol yang mencapai 20 persen, dua atau tiga partai harus berkoalisi,” kata dia. 

Kedua, Partai Demokrat sangat sabar untuk memberikan pilihan terbaik untuk masyarakat. Partai Demokrat juga siap berdialog dengan semua partai.

Dia mengatakan, dialog ini dengan semangat untuk membangun bangsa yang mengutamakan penyamaan visi dan misi. “Tentu saja, niat untuk selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakat bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan,” ujar dia.

Kendati demikian, dia kembali menegaskan bahwa AHY bersama Demokrat menyambut positif gerakan deklarasi AHY sebagai capres alternatif untuk pemilihan presiden (pilpres) 2019. “Kami semua menyambut baik deklarasi pencapresan AHY oleh para relawan yang diisi oleh ribuan anak-anak muda di Kalimantan Timur,” kata dia. 

Bahkan, Putu mendengar akan ada deklarasi di berbagai tempat di seluruh Indonesia. “Tentu, kami mengapresiasi karena itu merupakan suara batin, curahan hati serta keinginan generasi muda,” kata dia. 

Politikus Demokrat ini juga mengingatkan pendukung AHY untuk tidak jemawa karena perjalanan merebut hati rakyat masih panjang. Ia pun mengajak pendukung AHY untuk fokus bekerja, menyapa masyarakat, menyerap aspirasi, peduli, dan memberikan solusi bagi masyarakat. 

Wasekjen Demokrat itu menambahkan, pemimpin muda sangat mengerti bahwa era sekarang harus menghadirkan anak-anak muda yang bergerak di bidang digital enterpreunership dan digital ekonomi. Dua konsep tersebut juga terfokus kepada kepariwisataan dan 16 sub sektor ekonomi kreatif. 

Ia mengatakan banyak aspirasi generasi anak muda di 22 provinsi dan ratusan kabupaten kota menyuarakan aspirasinya kepada AHY. Aspirasi itu terkait potensi ekonomi kreatif yang mengangkat kearifan lokal di masing masing daerah.

Ekonomi kreatif tersebut antara lain di bidang kuliner, fashion, kriya/kerajinan dll hingga saat ini belum terealisasi dan tergaungkan. "Sehingga belum memberikan peningkatan ekonomi yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat," tambah Putu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement