REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima tersangka jaringan teroris yang ditangkap di Blitar, Jawa Timur, berencana melakukan perampokan bank. Penangkapan kelimanya dilakukan oleh Satuan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Polri di Kabupaten Blitar pada Rabu (13/6) malam.
"Kami dapat beberapa petunjuk dan bukti kalau mereka akan merencanakan aksinya di beberapa bank di Blitar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal saat ditemui di Jakarta, Kamis (14/6).
Dari lima tersangka, satu orang tersangka berinisial AR memiliki koneksi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Blitar. Menurut Iqbal, mereka memiliki anggota yang bertugas mengumpulkan harta (fa'i), dan salah satu caranya adalah merampok bank.
"Mereka kan ada istilahnya fa'i dengan perampokan. Untuk pendanaan," ujar Iqbal.
Saat ini, kepolisian masih mendalami sumber pendanaan kelompok teroris ini. Menurut Iqbal, pendanaan kegiatan teror kelompok ini bukan berasal dari urunan anggota JAD.
Kepolisian telah menangkap sumber yang melakukan pendanaan. Namun, masih belum jelas apakah dana tersebut berasal dari dalam atau luar negeri.
"Ada yang mendanai makanya yang mendanai sudah kita jadikan tersangka," katanya.
Sementara itu, dalam melakukan transfer dana ke rekan-rekan pelaku, kepolisian menduga mereka memberikan dana secara tunai. "Selama ini beberapa kasus yang kami ungkap banyak yang cash," katanya.
Berdasarkan keterangan pers dari Polda Jatim, lima terduga teroris yang ditangkap masing-masing berinisial AR, MSZ, NH, HW, dan K. Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa satu senjata api jenis FN, delapan peluru kaliber 9 mm, dan beberapa buku tentang jihad.
Selanjutnya, semua tersangka ditahan di Mako Brimob Polda Jatim pada Kamis dini hari.