REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Polres Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, mendirikan tenda sebagai tempat penampungan sementara bagi korban gempa bumi di Desa Bulla'an. Pada Rabu (13/6) malam pukul 20.06 WIB, gempa bumi berkekuatan 4,8 pada Skala Richter (SR) terjadi di Sumenep.
"Sesuai hasil pengecekan bersama di lapangan ternyata ada sembilan rumah milik warga Desa Bulla'an, Kecamatan Batu Putih, yang tak bisa lagi ditempati akibat terdampak gempa bumi. Kami siapkan tenda sebagai tempat penampungan sementara bagi mereka," kata Kapolres Sumenep AKBP Fadillah Zulkarnaen di Sumenep, Kamis (14/6).
Sembilan rumah milik warga Desa Bulla'an, Kecamatan Batu Putih, rusak berat akibat gempa bumi itu dan selanjutnya tak bisa ditempati lagi. Sejak Rabu malam, mereka yang rumahnya tak lagi bisa ditempati tersebut tidur di tegal atau ladang dengan beralaskan tikar.
"Kami dirikan tenda polisi supaya mereka tidak lagi tidur atau istirahat di tegal atau ladang. Lebih baik di tenda daripada di tegal," kata Fadillah, menerangkan.
Pada Kamis pagi, puluhan polisi dibantu warga setempat mendirikan tenda berukuran 6 meter X 12 meter itu di tanah lapang di sekitar sembilan warga yang rumahnya tak bisa ditempati tersebut. Selain itu, polisi bersama personel Kodim 0827 Sumenep dan relawan dari sejumlah elemen bergotong-royong membersihkan reruntuhan bangunan milik warga di Desa Bulla'an, Kecamatan Batu Putih.
Sesuai rilis dari BMKG di laman www.bmkg.go.id, posisi gempa bumi di Sumenep pada koordinat 6,88 LS dan 113,94 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 6 km arah Timur Laut Sumenep dengan kedalaman 12 kilometer. Gempa bumi yang terjadi di Sumenep merupakan jenis gempa bumi intraplate dengan hiposenter dangkal akibat aktivitas patahan lokal. Hasil analisis pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan gempa bumi di Sumenep tidak berpotensi tsunami.