REPUBLIKA.CO.ID, DARAA -- Merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan adalah impian setiap Muslim di belahan dunia manapun. Demikian halnya yang didambakan oleh Abu Qusai al-Qutayfan. Ayah berusia 40 tahun tersebut berharap anak-anaknya bisa merayakan hari kemenangan dengan suka cita kendati ia dan keluarganya tinggal di tenda pengungsian.
Al-Qutayfan tinggal di provinsi Daraa yang terletak di Suriah bagian selatan. Di sana ia menemukan bekas taman bermain yang telah dihancurkan. Saat itu pula, ia berinisiatif memperbaiki motor mainan di taman bermain tersebut agar bisa digunakan oleh anak-anaknya saat Lebaran tiba.
Dengan tenaganya sendiri dan peralatan seadanya, al-Qutayfan memperbaiki beberapa bagian yang rusak. Saat diwawancara Anadolu Agency, al-Qutayfan mengisahkan bagaimana dia dan keluarganya melarikan diri ke perdesaan di Daraa dua tahun lalu. Situasi yang tidak aman menjadi alasan utama keluarga ini kabur ke Daraa.
Kini, al-Qutayfan dan enam anggota keluarganya tinggal di sebuah tenda kecil yang dibangun untuk para pengungsi. Ia mengatakan selama ini anak-anaknya yang berusia dua hingga 12 tahun hanya menyaksikan perang dan pengungsian. Sejak 2011, konflik pecah di Suriah ketika rezim Assad menyerang para pemrotes dengan mengerikan.
"Anak-anakku gembira setelah aku memperbaiki kendaraan di taman bermain dan mereka mencoba untuk pertama kalinya," kata al-Qutayfan. "Kebahagiaan mereka adalah yang paling penting. Aku ingin mengganti apa yang telah mereka alami dengan limpahan kegembiraan yang selama ini tidak mereka rasakan," imbuhnya.
Shahd, anak perempuannya yang berusia 10 tahun terlihat sangat antusias mengendarai motor mainan. "Ini pertama kalinya Idul Fitri kami rayakan dengan bermain dan tertawa. Terima kasih kepada ayah yang sudah memperbaiki motor mainan ini," ujar Shahd.