Sabtu 16 Jun 2018 08:22 WIB

Pengembangan Bandara Banyuwangi Terus Dikerjakan

Bandara Banyuwangi akan menjadi penyangga IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober

Bandar Udara Banyuwangi
Foto: dok: Kemenpar
Bandar Udara Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pengembangan Bandara Banyuwangi terus dilakukan. Salah satu tujuannya adalah mewujudkan peran sebagai penyangga IMF-World Bank Annual Meeting pada bulan Oktober 2018 di Bali nanti.

Dirut Angkasa Pura (AP) II Mohamad Awaluddin mengatakan, sebagai penyangga IMF-World Bank Annual Meeting 2018, nanti akan ada sepuluh pesawat delegasi pertemuan yang mendarat dan parkir di Bandara Banyuwangi.

"Untuk pertemuan tahunan IMF – World Bank ini, rencananya ada 17 ribu delegasi yang hadir. Kita sudah memilah, ada sejumlah pesawat dari 10 negara delegasi yang rencananya akan kita parkirkan di Banyuwangi," kata Awaluddin saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, beberapa waktu lalu.
 
Awaluddin juga mengungkapkan bahwa Angkasa Pura II tengah mengejar pembangunan infrastruktur untuk menyambut IMF-World Bank Annual Meeting 2018. Mulai dari perpanjangan dan pelebaran runway, perluasan apron, hingga penebalan landasan.

"Pekerjaan yang tengah dilakukan antara lain penambahan runway, dari yang semula 2.250 meter menjadi 2.00 meter. Runway juga dalam proses diperlebar menjadi 45 meter. Tebal landasan ditingkatkan menjadi PCN 56. Penebalan landasan ini dilakukan akhir Juni. Apron juga bakal ditambah 23.000 m2, sehingga total menjadi 41.000 ribu m2," jelas Awaluddin dalam keterangan tertulis.

Semua pekerjaan itu diharapkan akan selesai pada September 2018.

Perkembangan signifikan pada Bandara Banyuwangi tidak hanya terjadi pada peningkatan jumlah penumpang dan pembangunan infrastruktur saja, tapi juga jumlah aktivitas pesawat. Pergerakan pesawat di bandara ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Pada 2017 Bandara Banyuwangi hanya melayani delapan pergerakan pesawat yang terdiri dari empat pergerakan /take off dan empat pergerakan landing. Sedangkan pada tahun ini ada total 16 pergerakan pesawat, delapan pergerakan /take off dan delapan landing.

Selain menjadi bandara penyangga untuk IMF-WB Annual Meeting 2018 di Bali, Bandara Banyuwangi bakal dikembangkan PT Angkasa Pura 2 (AP 2) menjadi tourism airport.
Awaluddin mengatakan, benchmark Bandara Banyuwangi adalah Bandara Koh Samui di Thailand. Seperti Samui yang menggandeng Bangkok Airways untuk pengembangan, Bandara Banyuwangi pun akan menggandeng salah satu airlines. Menurut Awaluddin, konsep itu berhasil karena ada strategic partner dengan menggandeng operator maskapai yang membawa traffic penumpang ke bandara.

Awaluddin mengatakan Angkasa Pura II telah melakukan pendekatan ke beberapa maskapai. "Saya akan mencoba untuk jualan dan bersosialisasi ke sejumlah maskapai. Sebelumnya, saya sudah ketemu beberapa maskapai di Australia, yaitu dengan Jetstar dan AirAsia," ungkap Awaluddin.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mendukung Bandara Banyuwangi menjadi bandara pariwisata. "Untuk pengembangan Bandara Banyuwangi, akan kita head to head dengan Bandara Silangit. Kita harus memikirkan Bandara Banyuwangi sebagai tourism airport ," ujar Menpar Arief Yahya.

Arief Yahya juga mengatakan akan membantu Angkasa Pura II untuk membantu airlines partner demi mewujudkan Bandara Banyuwangi sebagai tourism airport.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement