REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Bupati Sarmi Eduward Fonataba membantah dampak negatif gempa berkekuatan 5,7 SR pada Jumat (15/6) pukul 09.57 WIT. Apalagi, ada yang menyebut dampaknya berupa jatuhnya korban dan material.
"Sampai Sabtu (16/6) pagi belum ada laporan dampak gempa yang menimpa masyarakat, seperti halnya yang diberitakan," kata Fonataba.
Fonataba melalui telepon selularnya mengaku sempat kaget adanya berita yang menyebutkan tiga warga terluka dan 100-an rumah rusak akibat gempa tersebut.
Ia kemudian langsung melakukan pengecekan kepada kepala distrik dan berkoordinasi dengan kapolres serta dandim.
Namun, katanya, sampai Sabtu, pukul 09.00 WIT belum ada laporan tentang dampak gempa apalagi korban jiwa dan harta benda. Fonataba mengaku akan segera memanggil stafnya yang membuat laporan tersebut, sekaligus terus memantau perkembangannya.
Ia mengatakan Kabupaten Sarmi merupakan salah satu kabupaten di Papua yang rawan gempa sehingga masyarakat senantiasa diminta waspada. Pada kesempatan itu, Bupati Fonataba juga mengaku saat terjadi gempa, sedang bersilaturahim dengan warga di Bonggo dalam rangka perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah.
Kapolres Sarmi AKBP Poli Sakoli yang dihubungi mengatakan sampai Sabtu pagi belum ada laporan dari polsek-polsek di jajarannya tentang dampak gempa. "Kami terus meminta polsek memantau tentang dampak gempa yang terjadi Jumat (15/6) pagi," kata dia melalui telepon selularnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangannya mengungkapkan dampak gempa berkekuatan 5,7 SR yang berpusat di Sarmi. Di mana, dalam keterangannya disebutkan ada tiga orang terluka dan 118 rumah rusak, 86 rumah di antaranya rusak berat.