REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sekretaris Umum Pengurus Pusat MuhammadiyahAbdul Muti mengajak umat Islam agar menjadikan idul fitri sebagai momentum melakukanrekonsiliasi sosial. Kesempatan untuk saling memaafkan hendaknya menjaditonggak memperbaiki hubungan yang rusak.
"Kesempatan meningkatkan hubungan yang sudah terjalin dengan baik," ujar Muti kepada Republika.co.id, Sabtu (16/6).
Oleh karena itu, menurut Muti, sebagaimana yang diajarkan oleh alquran, manusia sudah seharusnya saling menghormati dan meninggalkan prasarangka buruk. Hal tersebut disampaikan Muti melihat ketegangan ditengah-tengah masyarakat yang hingga saat ini masih berlangsung.
Muti juga mengajak agar menghentikan melakukan ujarankebencian dan tidak saling menjelekkan. Termasuk menghindari dari perilakumerendahkan antar satu dengan lainnya. Setelah idul fitri, tuturnya, setiap individu dan kelompok hendaknya saling menjalin silaturahmi.
Selain itu, umat Islam diimbau untuk kembali membangunkomunikasi yang sehat serta mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikanpermasalahan. Namun, Muti juga tidak dapat menjamin momentum idul fitri dapat menghentikan ketegangan di masyarakat.
"Tergantung komitmen masing-masing individu dan kelompok," kata Muti menjelaskan tentang seberapa kuat Idul Fitri menghentikan ketegangan.
Muti menegaskan, komitmen bersama dan kesamaan visi dalammembangun serta menciptakan kerukunan dan keharmonisan merupakan sesuatu yangmutlak dibutuhkan. Muti menuturkan, suatu masyarakat dan bangsa akan majuapabila hidup dalam kerukunan dan harmonis.