Ahad 17 Jun 2018 04:40 WIB

Eropa akan Tetap Menjadi Pasar Sawit Indonesia

Dalam RED II tak disebutkan secara khusus larangan produk sawit.

Red: Teguh Firmansyah
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend menegaskan, Uni Eropa akan tetap menjadi pasar paling terbuka untuk minyak sawit Indonesia.

Pernyataan tertulis Guerend, Sabtu malam, tersebut didasarkan pada hasil pertemuan antara Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa mengenai revisi Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED II) yang telah dilaksanakan pada 14 Juni lalu.

Sebagai upaya Uni Eropa melawan perubahan iklim, pertemuan tersebut telah menyepakati revisi Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED II). Revisi mencakup pengurangan bertahap dari sejumlah kategori biofuel atau bahan bakar nabati tertentu yang turut dihitung untuk memenuhi target penggunaan energi terbarukan yang ambisius yakni sebesar 32 persen pada 2030.

"Biofuel akan dikaji dengan perlakuan yang sama, tanpa melihat sumbernya. Teks RED II tidak akan membedakan atau melarang minyak sawit," kata Dubes Guerend.