REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Mukhammad Misbakhun menilai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belum pantas mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Misbakhun menilai, AHY adalah pemain baru di gelanggang politik nasional dan belum berbuat sesuatu secara konkret.
"Sungguh sangat aneh cara Mas AHY membuat pidato yang manipulatif dan mengkritik kebijakan Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan rakyat. Pidatonya di ruangan yang sangat mewah sehingga gemanya tidak terdengar oleh rakyat miskin yang tinggal di pelosok-pelosok desa di Indonesia," kata Mukhammad Misbakhun melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad (17/06).
Menurut Misbakhun, Kepala Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu belum memiliki nama dalam nomenklatur politik nasional tingkat tinggi sehingga belum pantas mengkrtik langsung Presiden Joko Widodo yang telah menunjukkan karya nyata dari program kerjanya. Putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, kata Misbkahun, adalah pemain baru di panggung politik nasional dan belum memiliki nomor punggung.
"Sebagai pemain baru, Mas AHY belum berbuat sesuatu secara konkret yang manfaatnya dirasakan untuk rakyat dan negara. Bahkan, kontribusi AHY bagi Partai Demokrat pun belum terlihat," katanya.
Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur II (Kabupaten/Kota Pasuruan dan Kabupaten/Kota Probolinggo) ini menilai yang konret dari AHY baru rekam jejaknya sebagai prajurit TNI. "Mas AHY di panggung politik belum menjadi siapa-siapa, dia juga masih harus membuktikan prestasi dan hasil kerja kepada partainya," kata Misbakhun.
Anggota Komisi XI DPR RI ini juga mencontohkan tingkat penerimaan masyarakat terhadap AHY pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernr DKI Jakarta pada tahun 2017 yakni memperoleh suara 17,5 persen dan berada posisi terbawah dari tiga peserta Pilkada. "Kini, Mas AHY ingin tampil di panggung politik nasional. Saran saya, Mas AHY sebaiknya belajar dahulu kepada adiknya, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Mas Ibas. Bagaimanapun Mas Ibas sudah terbukti dua kali terpilih sebagai anggota DPR RI dan kini menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI," kata Misbakhun.
Sebagai ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Misbakhun melihat Ibas terlihat mampu membangun komunikasi politik yang baik dengan fraksi-fraksi lain di DPR RI sehingga terbangun komunikasi yang positif dalam isu-isu politik penting di DPR RI. Misbakhun juga mengingatkan AHY untuk membuktikan kemampuannya dalam mengangkat suara Partai Demokrat pada Pemilu 2019 yang perolehan suaranya merosot pada Pemilu 2014 jika dibandingkan dengan perolehan suara pada Pemilu 2009.
Sebelumnya, AHY pada tanggal 9 Juni lalu menyampaikan pidato politik bertajuk "Mendengarkan Suara Rakyat" di JCC Senayan, Jakarta. Dalam pidato berdurasi sekitar 40 menit itu, AHY mengkritik lima hal pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni rendahnya daya beli masyarakat, kenaikan tarif dasar listrik, berkurangnya lapangan kerja, maraknya tenaga kerja asing, dan revolusi mental.
Baca juga: AHY: Apa Kabar Revolusi Mental?