REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tombol lampu penyebrangan yang berada di kawasan Istana Bogor menuju Balai Kota Bogor rusak. Akibatnya penyebrang yang ingin melintas merasa was-was saat ingin menyebrang.
"Iya tadi agak takut yang mau nyebrang. Apalagi disini pada kenceng-kenceng bawa kendaraannya. Jadi takut," ujar Endah Puji salah satu warga yang ingin menggunakan fasilitas tersebut kepada Republika.co.id, Senin (18/6).
Endah awalnya merasa kebingungan ketika mengetahui tombol lampu menyebrang tersebut tidak berfungsi. Padahal menurutnya lampu tersebut sangat bermanfaat bagi penyebrang sepertinya.
Terlebih baginya kawasan ini ramai dilalui oleh pejalan kaki yang ingin menyebrang menuju kawasan Istana Kepresidenan Bogor dari arah Stasiun Bogor.
"Kan lumayan sebetulnya ada lampu nyebrang ini. Apalagi kalau buat yang dari jakarta pakai KRL mau ke Istana kan tinggal jalan trus nyebrang. Deket. Sangat membantu," lanjutnya.
Kawasan sekitar Istana Bogor terlebih di sekitar Jalan Ir Haji Djuanda memang tidak memiliki jembatan penyebrangan. Satu-satunya jembatan penyebrangan hanya ada di depan kampus IPB di Jalan Raya Pajajaran, itupun berbentuk terowongan.
Minimnya fasilitas penyebrangan membuat lampu penyebrangan ini menjadi satu-satunya penolong bagi pejalan kaki yang ingin menyebrang. Namun dengan kondisinya yang rusak, membuat warga harus pasrah menyebrang menunggu kondisi jalan sepi.
Salah satu pedagang yang berjualan disekitar Balai Kota Bogor, Enci, menyatakan tombol tersebut memang sudah rusak dari sebelum lebaran. Namun untuk kondisi tombol lampu penyebrangan di sisi Balai Kota Bogor masih berfungsi dengan baik.
"Yang saya ingat sudah lama itu tombol rusak. Sebelum puasa kalau nggak salah. Yang rusak yang di Istana aja, yang di Balai Kota sini aman," ujarnya.
Mengenai kondisi ini, wanita berusia 50 tahun ini pun merasa kasihan dengan pejalan kaki yang ingin menyebrang. Banyak yang tidak tahu jika tombol itu rusak dan menunggu lama hingga akhirnya menyerah dan memilih menyebrang saja.
Bahkan beberapa masyarakat yang berusaha berteriak meminta tolong kepadanya atau penjual lain yang berada di sekitar Balai Kota Bogor, meminta tolong untuk menekan tombol lampu penyebrangan dari sisi lain.
"Kan kasian kalau bawa anak kecil trus nyebrangnya buru-buru takut ketabrak. Kalau ada lampu ini lumayan. Jadi jalannya santai karena kendaraannya kan diem, lampu merah," lanjutnya.
Kondisi jalan di sekitaran Jalan Ir Haji Djuanda selama masa liburan ini utamanya memang lengang. Ditambah pengaturan sistem satu arah (SSA) membuat pengendara banyak yang melajukan kendaraannya diatas kecepatan rata-rata.
Kondisi seperti ini tentu membahayakan bagi pejalan kaki yang ingin menyebrang. Enci pun berharap agar kondisi ini bisa segera diperbaiki mengingat fasilitas ini adalah satu-satunya yang bisa membantu pejalan kaki.
Sementara itu Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bogor Agus Suprapto menyebut telah mengetahui perihal kerusakan tersebut. Bahkan kemarin (17/6) malam, pihak Dishub telah turun untuk memeriksa kondisi fasilitas penyebrangan itu.
"Sudah. Semalam sudah kita cek oleh personel yang bertugas. Kondisinya masih hidup hanya tombol disisi pedestrian Istana Bogor memang rusak," ujar Agus.
Pelican crossing atau lampu penyebrangan ini disebut kondisi pengaturan siklus waktu atau setting cycle timenya masih dalam keadaan normal. Ketika tombil ditekan, durasi lampu merahnya 20 detik.
"Tombol dari sisi Balai Kota Bogor itu aman. Bisa digunakan. Yang rusak hanya di Istana Bogor. Akan kita cek suku cadangnya," lanjut Agus.
Agus memastikan akan segera dilakukan perbaikan atau penggantian jika suku cadang tersedia. Meski begitu untuk jenis kerusakan tidak bisa langsung diketahui. Hal ini baru bisa diketahui melalui proses pemeliharaan seperti yang sudah disiapkan oleh dinas.
Agus pun berharap stok tombol lampu pengatur untuk menyebrang ini tersedia. Hal ini untuk membantu penyebrang agar tidak merasa khawatir saat menyebrang dari Istana Bogor menuju Balai kota.
"Stok suku cadang untuk pemeliharaaan ini ada, hari ini kita cek apakah tersedia untuk tombol ini. Jenis kerusakannya juga perlu dicek saat pemeliharaan," lanjut Agus.