REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menyusul pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Pentagon menangguhkan semua rencana latihan militer bersama Korea Selatan (Korsel) dan beberapa sekutu di kawasan itu. Semula, latihan akan diselenggarakan pada Agustus mendatang.
Menurut Juru Bicara Pentagon, Dana White, keputusan itu digulirkan sebagai respons atas keinginan Trump untuk menarik kembali rencana "permainan perang" alias "war game". Pentagon masih akan melakukan koordinasi lanjutan terkait detail pembatalan "war game".
"Konsisten dengan komitmen Presiden Trump bersama dengan sekutu Republik Korea maka militer Amerika Serikat menghentikan semua perencanaan untuk "permainan perang" defensif pada bulan Agustus nanti," kata White dalam pernyataannya, seperti dikutip CNN, Senin (18/6).
Di lain sisi, terutama dalam praktiknya, memulai kembali latihan berskala besar adalah tidak praktis. Latihan bersama pada Agustus yang diberi tajuk Ulchi Freedom Guardian, telah lama direncanakan agar bisa terselenggara pada bulan Agustus. Pasukan militer Amerika dan beberapa negara sekutunya bahkan telah merampungkan persiapan akhir.
Pada tahun 2017, latihan tahunan melibatkan 17.500 anggota layanan AS dengan 3.000 berasal dari luar Korsel. Latihan ini mencakup komandan tingkat tinggi dalam latihan simulasi komputer serta unit di lapangan. Semua
kesiapan berlatih itu, menurut pembelaan resmi dari Pentagon, disiapkan di bawah skenario di mana Semenanjung Korea yang tengah berada dalam kondisi krisis dan kemudian menjadi konflik terbuka.
Trump mengumumkan niatnya untuk mengakhiri latihan militer dengan Korsel sepekan yang lalu selama konferensi pers di Singapura. Saat itu, ia menggelar pertemuan bersejarah dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
"Tidak pantas untuk menggelar permainan perang," kata Trump.
Menurut Trump, war game bisa dianggap sesuatu yang "provokatif". Ia yakin keputusan pembatalan latihan militer bersama Korea Selatan akan menjadi sesuatu yang sangat dihargai oleh Korea Utara.