REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengajak masyarakat atau netizen agar tidak ikut menviralkan jika ada ayat Alquran yang diduga salah cetak.
Hal ini disampaikan setelah tersebarnya foto lembaran Surat Al-Baqarah di media sosial.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag), Juraidi mengatakan, dalam cetakan ayat Alquran yang viral itu tidak dijelaskan terkait lembaga atau percetakannya. Karena itu, sebelum mengetahui faktanya, dia berharap masyarakat tidak menyebarkanya.
"Untuk ayat Alquran yang katanya ada kesalahan jangan ikut memviralkan sebelum mengetahui benar faktanya, ayat berapa surat apa, penerbit atau pencetaknya, tahun berapa dan adakah tanda tashhihnya," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (19/6).
Menurut dia, jika menemukan faktanya sebaiknya masyarakat melaporkan langsung kepada Bimas Islam Kementerian Agama. Jika diterbitkan sebuah yayasan, maka harus dilaporkan langsung ke pihak yayasan tersebut.
"Kalau menemukan faktanya agar dilaporkan ke Kemenag. Jika cetakan Kemenag
sendiri ditujukan kepada Dirjen Bimas Islam, jika cetakan dari masyarakat/lembaga/ yayasan laporannya ditujukan kepad Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag," ucapnya.
Juraidi menambahkan, pihaknya akan menindaklanjuti surat kedua Alquran yang
diduga salah cetak tersebut. Jika benar adanya, kata dia, maka pihaknya akan mengkomunikasikan dengan penerbit yang mengeluarkannya.
"Insya Allah segera ditindaklanjuti agar yang bersangkutan menarik kembali
peredaran Alquran dimaksud," kata Juraidi.