Rabu 20 Jun 2018 13:26 WIB

Angka Kejahatan di Jabar Selama Ramadhan Menurun

Polda Jabar menyatakan jumlah kejahatan turun 69 persen.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Operasi Ketupat Lodaya: Wakapolda Jabar Brijen Pol Supratman melakukan peninjauan pasukan pada Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2018, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (6/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Operasi Ketupat Lodaya: Wakapolda Jabar Brijen Pol Supratman melakukan peninjauan pasukan pada Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lodaya 2018, di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah kejahatan di daerah Jawa Barat (Jabar) mengalami penurunan sebanyak 69 persen. Pengungkapan kasus tindak kejahatan sendiri naik sebanyak 40 persen.

Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Kombespol Surya Umar Fana menyebut penurunan tingkat kejahatan ini disebabkan kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat akan pencegahan kejahatan saat ini lebih baik.

"Secara global jumlah kejahatan di Jabar selama Ramadan dan Lebaran 2018 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah kejahatan di Jabar turun 69 persen, sedangkan pengungkapan kasus kejahatan naik dari tahun lalu sebanyak 40 persen," ujar Surya di Pos Pemantau Simpang Gadog, Selasa (19/6).

Sebagian besar kejahatan yang dominan terjadi di wilayah Jabar selama Ramadan dan Lebaran adalah pencurian, pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian disertai kekerasan (curas), dan kejahatan jalanan (street crime). 

"Untuk kejahatan jenis pencurian turun sampai 30 persen. Sedangkan kejahatan jalanan (jambret, begal) juga turun 15 persen," ujarnya.

Hal tersebut dikarenakan persuasi/imbaun kepada masyarakat yang akan mudik atau meninggalkan rumah jauh lebih baik. Masyarakat saat ini dinilai lebih waspada dan berhati-hati ketika akan mudik, sehingga kesempatan untuk tindak kejahatan bisa menurun.

Kejadian menonjol yang berhasil diungkap Polda Jabar yakni disitanya 13 ton bahan petasan dari penyuplai yang berada di Cirebon dan di Indramayu. Langkah tersebut kata Fana efektif, karena penyulai tersebut tidak bisa mendistribusikan bahan petasan ke pabrik-pabrik petasan di wilayah Jawa Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement