REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Purnomo menegaskan jip wisata Volcano Tour Merapi bukan merupakan olah raga offroad. Jip tersebut melayani wisata menyusuri kawasan yang terdampak erupsi Gunung Merapi 2010.
"Wisatawan yang menggunakan jasa jip wisata ingin melihat keadaan kawasan-kawasan yang terdampak erupsi Merapi, bukan offroad-nya sehingga bukan sisi uji adrenalinnya yang ditonjolkan," kata Sri Purnomo di Sleman, Kamis.
Karena wisatawan ingin menikmati kawasan terdampak erupsi Merapi, operator juga harus memberikan pelayanan tersebut. Jip tidak diperkenan ugal-ugalan atau kebut-kebutan saat membawa wisatawan.
"Beri kenyamanan wisatawan dalam menikmati kawasan volcano tour," katanya.
Baca juga, Wisata Jip Merapi Dihentikan Sementara
Ia mengatakan, jalur wisata lava tour bukan saja di area bekas lava Merapi akan tetapi juga di jalan umum. Misalnya, di jalan Kaliurang, yang notabene jalur transportasi kendaraan umum. Sehingga, operator diminta lebih berhati-hati dalam mengoperasikan jip wisata.
Sri Purnomo mengatakan, yang diharapkan wisatawan adalah kenyamanan dan keamanan. Oleh karena itu, faktor keamanan dan kenyamanan harus dinomorsatukan, termasuk penggunaan sabuk pengaman, juga penggunaan helm standar.
"Jangan sampai operator jip hanya mengejar tarikan untuk mendapatkan uang yang banyak, agar faktor keamanan dan kenyamanan harus lebih diperhatikan," katanya.
Kecelakaan jip wisata terjadi pada Selasa (19/6) pukul 14.15 WIB di Dusun Tangkisan, Umbulharjo Cangkringan, Sleman.
Satu unit kendaraan Jeep Willys dengan nomor polisi H 8010 AB di rute jip lava tour Merapi terperosok ke dalam jurang sedalam empat meter. Jip tersebut kehilangan kendali karena mengalami masalah pada setir kendaraan. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa tersebut, yaitu Enny Fatmawati (42) warga Perum Bumi Mutiara RT 07 RW 33, Bojongkulon, Gunung Putri, Bogor. Empat penumpang lainnya mengalami luka.