REPUBLIKA.CO.ID, TIGARAS -- Tim kayak dari Paddler Sumatera dan Onestha Camp menurunkan personel untuk membantu pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba. Pengurus Paddler Sumatera Tommy Sembiring mengatakan, pihaknya mengerahkan 10 pengayuh kayak untuk mengelilingi Danau Toba.
Dalam melakukan pencarian korban, Paddler Sumatera akan menggunakan satu perahu karet, tiga kayak, dan satu "inflatetable" yakni kayak seperi perahu karet. Dengan peralatan tersebut, mereka menyisir kawasan Sipolha yang menjadi lokasi penemuan salah satu jenazah penumpang KM Sinar Bangun.
Tim kayak juga menyisir kawasan Sibaganding, perairan Pelabuhan Tigaras, dan memantau pinggiran Danau Toba. "Kami sudah tiga hari di sini, mulai Selasa (19/6) sudah turun," kata Tommy sebelum berangkat dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis (21/6).
Menurut Tommy, dalam melakukan pencarian penumpang KM Sinar Bangun, pihaknya berkoordinasi dengan tim Basarnas yang memimpin penyelamatan tersebut. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh personel diwajibkan menggunakan life jacket atau pelampung ketika menjalankan tugas.
"Penggunaan life jacket itu sesuai SOP (standar operasional prosedur)," katanya.
Sebelumnya, kapal KM Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.
Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 18 korban selamat dan tiga korban tewas.