REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Sebanyak 29.947 pemudik diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatra Barat. Angka itu merupakan jumlah total sejak H+1 hingga H+4 Idul Fitri 1439 Hijriah atau 17 hingga 20 Juni 2018 .
"Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama 2017 yang hanya memberangkatkan 24.391 pemudik," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau, Fendrick Sondra di Padang Pariaman, Kamis (21/6).
Ia memperkirakan arus balik di Bandara Internasional Minangkabau masih akan berlangsung kendati libur Lebaran telah berakhir dan akan mencapai puncak pada 23 Juni 2018. Sementara pada H+4 jumlah pemudik yang berangkat mencapai 8.416 orang diangkut 44 penerbangan.
Suasana kepadatan penumpang di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman.
Sebaliknya, pada H+4 arus mudik di Bandara Internasional Minangkabau masih terjadi karena angka kedatangan cukup tinggi. Pada H+4 jumlah pemudik yang tiba mencapai 8,039 pemudik atau mengalami peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya 7.525 pemudik.
Menurut dia. arus mudik masih berlangsung karena banyak juga yang memilih berangkat beberapa hari setelah Hari Raya. PT Angkasa Pura II memperkirakan pergerakan penumpang di BIM pada Lebaran tahun ini meningkat sekitar 12 sampai 20 persen sementara pergerakan pesawat sekitar 5 sampai 10 persen. "Untuk pesawat sekitar 864 pergerakan dan penumpang sekitar 152 ribu orang mulai dari H-7 hingga H+7," kata dia.
Bandara Internasional Minangkabau saat ini memiliki panjang landasan 2.750 meter dan dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar. "Untuk kapasitas apron mampu menampung delapan pesawat parkir dalam waktu bersamaan," kata dia.
Penumpang pesawat udara mengemasi barang bagasi mereka setibanya di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat.
Sementara kapasitas terminal saat ini mencapai 2,7 juta penumpang per tahun. Walaupun pada 2017 jumlah penumpang sudah mencapai empat juta orang.
Ia juga mengimbau penumpang yang akan balik agar senantiasa memperhatikan jadwal penerbangan dan tidak membawa barang terlalu banyak. "Penumpang diharapkan tidak bercanda tentang bom karena sesuai undang-undang bisa ditindak secara pidana dan merugikan orang lain hingga jadwal penerbangan ditunda," kata dia.