REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai terjadinya anomali cuaca di sejumlah daerah. Selain potensi hujan sedang-lebat yang disertai petir, anomali cuaca itu juga berpotensi menyebabkan gelombang tinggi.
‘’Kondisi itu diprediksi hingga 26 Juni mendatang,’’ ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, kepada Republika.co.id, Kamis (21/6).
Anomali cuaca itu terjadi akibat adanya tekanan rendah di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina, serta udara basah dari Samudera Hindia dan sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Hindia Barat Bengkulu, Selat Karimata, dan Selat Makassar. Hal tersebut mengakibatkan adanya pola pertemuan aliran udara di bagian selatan Kalimantan, perairan selatan Bangka Belitung, Sumatera Selatan-Lampung, Bengkulu hingga Samudera Hindia.
Selain itu, terdapat belokan angin di wilayah Aceh dan Sumatera Utara. Kondisi itulah yang menyebabkan peningkatan cuaca ekstrem, seperti hujan sedang-lebat yang disertai petir dan kilat serta angin kencang yang terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. ‘’Termasuk di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan),’’ kata Faiz.
Faiz mengatakan, potensi cuaca ekstrem itupun dapat menyebabkan terjadinya potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan. Oleh karena itu, dia mengimbau agar nelayan lebih waspada saat melaut.
Tak hanya nelayan, kewaspadaan juga harus dilakukan terhadap objek wisata pantai yang ramai dikunjungi wisatawan di musim liburan seperti sekarang. Hal itu seperti yang dilakukan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, yang bersiaga di sejumlah pantai.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana menjelaskan, sejumlah pantai di Kabupaten Indramayu memang mengalami peninggian air laut atau pasang di antaranya di Pantai Glayem, Tirtamaya, dan Karangsong. ‘’(Walau air laut pasang), tapi masih aman,’’ tutur Edi.
Sebagai langkah antisipasi, Edi pun menyiagakan sejumlah personelnya di lapangan. Para personel BPBD itu dilengkapi berbagai peralatan keselamatan, seperti perahu karet. Selain petugas BPBD, penjagaan di lokasi wisata pantai juga dilakukan petugas Polair.
Sementara itu, anomali cuaca juga dirasakan masyarakat di wilayah Indramayu Kota. Kondisi cuaca yang biasanya panas, baik di siang hari maupun malam hari, tiba-tiba berubah menjadi hujan deras yang disertai angin kencang dan petir pada Rabu (20/6) malam hingga Kamis (21/6) dini hari.