REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania menekankan bahwa penyelesaian dua-negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, yang telah berlangsung selama beberapa dasawarsa, Kamis (21/6). Pernyataan tersebut dikeluarkan selama pertemuan antara Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, Direktur Jenderal Departemen Intelijen Yordania Adnan Junid, dan Sekretaris Jenderal Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina Saed Erekat.
"Pembicaraa itu adalah bagian dari koordinasi Yordania dan Palestina guna menangani semua perkembangan yang berkaitan dengan masalah Palestina," kata Kementerian Luar Negeri Yordania di dalam satu pernyataan.
Yordania dan Palestina memperingatkan mengenai konsekuensi serius dari kebuntuan dalam upaya perdamaian, demikian laporan Xinhua, Jumat (22/6). Ditambahkannya, wilayah tersebut tidak akan menikmati perdamaian atau kestabilan tanpa penyelesaian yang adil dan langgeng konflik Palestina-Israel yang mewujudkan negara sah Palestina dan kebebasan di tanah nasional mereka.
Mereka mengatakan penyelesaian dua-negara, yang menetapkan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di perbatasan 1957 dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya adalah satu-satunya penyelesaian bagi konflik tersebut. Kedua pihak itu menyeru masyarakat internasional agar melakukan tindakan cepat guna memajukan upaya guna mewujudkan perdamaian sejalan dengan resolusi PBB, dan menyerukan tekanan atas Israel agar menghentikan semua tindakan sepihaknya, yang merusak upaya perdamaian.