REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo mempersiapkan diri untuk menjadi penyelenggara perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 se-Solo Raya. Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Solo, Rakhmat Sutomo mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk mencari tempat yang representatif menyelenggarakan tes dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) sebagai metode seleksi untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.
“Saat rapat, Solo itu jadi tempat untuk CAT peserta yang dari Solo Raya. Kita masih cari tempat,” tutur Rakhmat pada Jum'at (22/6).
Ia menjelaskan ruangan yang digunakan untuk tes CAT CPNS minimal harus mampu menampung 500 komputer untuk digunakan peserta tes. Tes dengan sistem CAT tersebut meliputi tes kemampuan dasar dan tes kemampuan bidang.
Rakhmat pun memprediksi pendaftar CPNS tahun ini akan membludak mencapai 15 ribu pendaftar atau hampir meningkat dua kali lipat dari penyelenggaraan CPNS pada 2014 yang diikuti 8 ribu pendaftar. Tahun ini, jelas Rakhmat, Pemkot Solo mengajukan 694 formasi pegawai baru. Diantaranya untuk tenaga pendidik, tenaga kesehatan, serta infrastruktur. Pemkot Solo juga mengajukan formasi CPNS bagi pemain Wayang Orang Sriwedari.
Meski demikian, terkati formasi rekrutmen CPNS akan diumumkan Pemerintah usai berlangsungnya Pilkada serentang yang akan berlangsung pada 27 Juni mendatang. “Untuk kebutuhan anggaran seleksi calon aparatur sipil negara sudah kita ajukan ke tim anggaran pemerintah daerah, itu nanti agar dialokasikan di APBD Perubahan,” tuturnya.
Rakhmat mengaku saat ini Pemkot Solo masih kekurangan sekitar 2 ribuan aparatur sipil negara menyusul moratorium pada 2014. Dari 11 ribu ASN pada 2014, saat ini tinggal menyisakan sekitar 5 ribu ASN saja. Berkurangnya jumlah ASN di lingkungan Pemkot Solo lantaran karena pensiunnya ASN yang mencapai sekitar 500 orang setiap tahunnya. Kekurangan pegawai menurutnya juga berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan pada masyarakat.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Yulistianto mengatakan untuk memenuhi kebutuyhan pegawai, selama ini Pemkot Solo mengangkat tenaga kontrak dengan perjanjian kerja. Meski demikian, jelas dia, upaya tersebut belum juga bisa menyelesaikan masalah akibat kurangnya jumlah ASN. Selain kjarena terbatanya anggaran, kata Budi terdapat banyak posisi yang tak bisa diisi oleh tenaga kontrak dengan perjanjian kerja.