Sabtu 23 Jun 2018 13:11 WIB

AS dan Korsel Tunda Dua Program Latihan Militer

Penangguhan latihan militer ini imbas dari pertemuan Trump dan Kim Jong-un

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un membuat kesepakatan pelucutan senjata nuklir
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un membuat kesepakatan pelucutan senjata nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat untuk menangguhkan dua kali pelatihan program pertukaran tanpa batas waktu, kata Pentagon. Penangguhan program ini dilakukan setelah KTT awal bulan ini antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Untuk mendukung pelaksanaan hasil KTT Singapura, dan berkoordinasi dengan sekutu Republik Korea kami, Sekretaris Mattis telah menunda secara tak terbatas latihan-latihan tertentu," kata juru bicara Pentagon, Dana White dilansir di Reuters, Sabtu (23/6).

"Ini termasuk menangguhkan Freedom Guardian bersama dengan dua pelatihan pelatihan Program Kelautan Korea yang dijadwalkan akan terjadi dalam tiga bulan ke depan," kata White.

Mengenai penangguhan latihan, kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan, Korea Selatan dan AS memutuskan untuk menunda dua KMEP (latihan) tanpa batas, yang akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan.

“Ini adalah bagian dari langkah tindak lanjut setelah Korut-AS. KTT dan KTT Korsel-Korut. Mungkin ada tindakan tambahan jika Korea Utara mengikutinya dengan kerja sama yang produktif".

Pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Kim di Singapura, Trump mengumumkan bahwa ia akan menghentikan apa yang disebutnya 'sangat provokatif' dan latihan militer rutin mahal yang diadakan AS dengan Korsel. Korut telah lama berusaha mengakhiri permainan perang.

Awal pekan ini, AS dan Korsel mengatakan mereka menunda perencanaan untuk latihan Freedom Guardian pada Agustus. Tahun lalu, 17.500 tentara Amerika dan lebih dari 50 ribu tentara Korea Selatan bergabung dengan latihan Freedom Guardian, meskipun latihan ini sebagian besar difokuskan pada simulasi komputer daripada latihan lapangan.

Setiap musim semi, Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan pelatihan Foal Eagle dan Max Thunder, keduanya selesai pada bulan Mei. Keputusan untuk menghentikan latihan militer dengan Korea Selatan membingungkan sekutu, pejabat militer dan anggota parlemen. Latihan tersebut membantu menjaga pasukan AS pada keadaan siap di salah satu titik api paling menegangkan di dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement