Ahad 24 Jun 2018 12:30 WIB

Program 'Karma' Diberi Masukan, ANTV Apresiasi MUI

Program Karma menghadirkan paranormal Roy Kiyoshi.

Rep: Novita Intan/ Red: Reiny Dwinanda
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, meminta ANTV mengkaji ulang program reality show Karma. Din menyimpulkan acara yang dipandu Robby Purba dan menampilkan Roy Kiyoshi sebagai paranormal itu ada hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islamiyah.

Din dalam siaran persnya Ahad (24/6) meminta Komisi Pengkajian MUI untuk segera mengkaji lebih lanjut program acara TV yang telah ditayangkan ANTV sejak Desember 2017 itu.

Corporate Communications Manager ANTV Nugroho Agung Prasetyo mengaku telah mendengar masukan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait penayangan program reality show Karma yang menghadirkan paranormal Roy Kiyoshi. ANTV pun menyampaikan apresiasinya kepada MUI.

"Insya Allah, ANTV selalu membuka diri untuk perbaikan tayangannya," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (24/6).

ANTV akan menindaklanjuti masukan tersebut sebagai bahan evaluasi internal. ANTV juga berencana serta melakukan koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) maupun MUI.

"Kami akan melakukan evaluasi agar program yang ditayangkan dapat menjadi lebih baik," jelas Nugroho.

Menurutnya, setiap program televisi yang direncanakan dan diproduksi oleh pihak stasiun televisi selalu memperhatikan regulasi yang berlaku. "Kami menggunakan pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran dalam hal ini," ungkap Nugroho.

Berdasarkan laman karma.antvklik.com, Karma merupakan program misteri reality show yang mengangkat kisah nyata dari 31 partisipan sesuai tanggal lahirnya. Dua orang paranormal tampil sebagai pembawa acara. Mereka menguak kisah problematika kehidupan setiap partisipan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement