Senin 25 Jun 2018 15:37 WIB

Tito Duga Penembakan Pesawat Sewaan Brimob Terkait Pilkada

Kapolri menduga penembakan pesawat sewaan Brimob di Papua terkait pilkada.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menduga penembakan pesawat Twin Otter Trigana carteran Brimob di Bandara Kenenyam, Nduga, Papua, pada Senin (25/6) mengandung muatan politik. Menurut dia, pada pilkada di Papua ada kelompok tertentu yang melakukan intimidasi ke masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah di Papua.

Tito menyebutkan, kelompok penyerang ini kerap dimanfaatkan atau memanfaatkan dalam situasi pilkada. "Ada kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok ini supaya pasukan enggak maksimal, supaya mereka melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu," ucap Tito di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (25/6).

Kendati demikian, demi lancarnya pilkada, Tito menyatakan tidak akan mundur dan akan tetap mengirim pasukan untuk mengamankan pilkada. "Kita tidak akan mundur, tetap kirim pasukan. Kalau kurang, kita tambah lagi dalam rangka menjamin proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi," kata dia.

Tito juga mengulas bahwa kelompok semacam itu kerap dimanfaatkan kelompok politik dalam rangka kepentingan politik. Suatu ketika, kata Tito, pernah pilkada di Kabupaten Puncak harus ditunda sampai empat tahun. "Kebetulan waktu itu saya kapolda di sana. Kita lakukan dialog sambil penegakan hukum akhirnya berjalan," ucap Tito menuturkan.

Tito belum bisa menyimpulkan kelompok politik mana gang ia duga berkaitan dengan penyerangan pesawat tersebut. "Belum tahu. Kita tangkap dulu," ucapnya.

Baca juga: KKSB Serang Warga dan Pesawat Pengakut Personel Brimob

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasi Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebut pelaku penembakan pesawat Twin Otter Trigana carteran satuan Brimob di Bandara Kenenyam, Nduga, Papua, pada Senin (25/6) adalah kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). Namun, ia belum bisa menyimpulkan adanya keterkaitan dengan pilkada dalam penyerangan tersebut.

"Kami belum bisa menghubungkan dengan pilkada, tapi mereka adalah separatis yang ingin menunjukkan eksistensinya," katanya.

Pesawat tersebut merupakan pesawat Twin Oterr yang muatannya maksimal 17 orang, dengan 15 penumpang dan dua kru. Aidi melaporkan, KKSB menembak pesawat Trigana Air Twin Oter yang berangkat dari Wamena menuju Kenyam. Penembakan itu mengakibatkan pilot Ahmad Abdillah Kamil (27 tahun) terkena serpihan peluru di bahu dan kepala bagian belakang.

"Pesawat Trigana Air Twin Otter yang diawaki oleh pilot Ahmad Abdillah Kamil dan kopilot Lenius Wonda dengan membawa anggota sat Brimob sebanyak 15 orang yang akan bertugas melaksanakan pengamanan pilkada di Kenyam, Kabupaten Nduga,  ditembaki beberapa kali saat tepat landing di Bandara Kenyam," kata Aidi, Senin (26/6).

Kemudian, kata Aidi, KKSB tersebut melarikan diri. Pada saat KKSB melarikan diri, mereka menembak dan membacok masyarakat pedagang di sekitar bandara. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat sebanyak tiga orang meninggal dunia, sementara satu orang dirawat di puskesmas. Mereka adalah Hendrik Sattu Kola, berprofesi pedagang, meninggal; Margareta Polli meninggal tertembak dan kena bacok di kepala dan tangan; Zaenal Abidin meninggal tertembak rusuk kiri; dan Arjuna Kola, anak dari pasangan Hendrik Sattu Kola dan Margareta Polli, terkena bacok kepala, saat ini sedang dirawat di Puskesmas Nduga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement