Senin 25 Jun 2018 20:27 WIB

Tim SAR Kebingungan Angkat Objek Diduga KM Sinar Bangun

Alat pengangkut yang dimiliki negara lain baru mencapai maksimal 100 meter.

Rep: Issha Harruma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi (kedua kanan) memeriksa kapal motor yang digunakan untuk pencarian KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (22/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi (kedua kanan) memeriksa kapal motor yang digunakan untuk pencarian KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Tim SAR gabungan kebingungan mengangkat objek diduga KM Sinar Bangun dari dasar Danau Toba. Objek itu ditemukan, Ahad (24/6), di kedalaman sekitar 450 meter.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk mengangkut objek tersebut. Dari hasil analisis, objek itu memiliki panjang 20 meter dan lebar 5 meter.

"Kami semaksimal mungkin. Paling tidak bagaimana untuk mengangkat atau menarik. Karena kita tidak punya robot untuk orang masuk sampai kedalaman itu," kata Syaugi, Senin (25/6).

Baca: Polisi Kejar Antemortem 74 Penumpang KM Sinar Bangun

Syaugi mengaku sudah menanyakan alat pengangkut tersebut ke beberapa negara. Hasilnya, alat yang mereka miliki baru bisa mencapai kedalaman maksimal 100 meter. Objeknya pun harus dipotong jika terlalu besar.

"Saya berharap kapal ini bisa ditarik, paling tidak kalau ditarik dia bisa lepas. Harapannya, korban itu naik. Intinya untuk mengambil korban sebanyak mungkin dari dalam danau," ujar dia.

Hari ini, tim SAR mencoba menurunkan jangkar di lokasi temuan untuk menarik objek tersebut. Namun, upaya tersebut terkendala cuaca buruk.

Pada hari kedelapan pencarian ini, belum ada penambahan jumlah korban yang ditemukan. Masih 21 orang yang ditemukan, tiga di antaranya meninggal. Masih ada 183 orang lagi yang harus dicari tim SAR gabungan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement