REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) untuk pertama kalinya memilih tidak mengadakan demonstrasi anti-imperialisme Amerika Serikat (AS) tahun ini. Acara tersebut merupakan acara tahunan untuk menandai peringatan dimulainya Perang Korea.
Keputusan Korut ini diduga merupakan bentuk penghormatan terhadap hubungannya dengan AS yang telah membaik, menyusul pertemuan puncak antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada 12 Juni lalu. Dilansir di Fox News, demonstrasi anti-AS tahun lalu yang diadakan di Kim Il-sung Square di ibu kota Pyongyang, dihadiri lebih dari 100 ribu orang. Saat itu Korut bahkan mengeluarkan perangko khusus anti-AS.
Acara ini dirancang memperkuat nasionalisme dan persatuan masyarakat Korut. Puncak acara biasanya jatuh pada 27 Juli, yang diperingati Korut sebagai hari Kemenangan dalam Perang Pembebasan Tanah Air.
Sementara itu, baru-baru ini seorang pejabat Pemerintah AS mengatakan Amerika akan segera memberikan jadwal ke Korut mengenai kapan Washington akan mengajukan konsep implementasi kesepakatan KTT Trump-Kim. Jadwal itu akan disertai permintaan khusus untuk menegaskan komitmen Pyongyang.
"Kami akan segera tahu apakah mereka berjalan dengan i'tikad baik atau tidak. Akan ada permintaan khusus dan akan ada jadwal khusus dari kami untuk menyajikan konsep kami tentang bagaimana implementasi perjanjian di KTT bisa terlaksana," ujar pejabat itu, tanpa menyebutkan nama.