Selasa 26 Jun 2018 14:43 WIB

BRI Syariah Sebut Kinerja Meningkat Setelah IPO

Per Mei 2018, laba bersih BRI Syariah setelah pajak meningkat 85,16 persen

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah (BRIS) menyatakan, kinerjanya semakin meningkat pascamelantai di bursa. Pasalnya, total aset, pembiayaan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan terus tumbuh pada Juni atau kuartal II 2018.

"Alhamdulillah perkembangan BRI Syariah sampai hari ini menjadi lebih baik. Hanya saja bila rekan tanya angka-angka kinerjanya, tunggu dulu sampai akhir Juni," ujar Direktur Utama BRIS Hadi Santoso kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/6).

Ia menyebutkan, pergerakan saham perseroan juga cukup bagus. Sampai hari ini, kata dia, harga saham berkode BRIS tersebut ada di level Rp 570 per lembar saham.

"Artinya, di atas harga perdananya yang sebesar Rp 510 per lembar saham," kata Hadi.

Ia menambahkan, per akhir Mei 2018, saham BRIS pun ditutup di harga Rp 625 per lembar saham atau naik 22,55 persen dari harga perdananya. Pada 9 Mei lalu, anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini resmi melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Dengan melepas saham sebanyak 2.623.350.600 lembar atau sebesar 27 persen dari modal ditempatkan.

Sampai akhir Mei, jumlah pemegang saham BRIS naik 64,95 persen dari saat IPO. Dengan begitu totalnya mencapai 9.959 sebelumnya 6.037 pemegang saham.

Sementara itu, per Mei 2018, BRIS mencatat peningkatan laba bersih setelah pajak sebesar 85,16 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 96,31 miliar dibandingkan perolehan Mei 2017 yang sebesar Rp 52,02 miliar. Peningkatan laba bersih tersebut terutama berasal dari pendapatan operasional sebesar Rp 1,24 triliun dengan beban operasional sebesar Rp 1,02 trilyun.

Selanjutnya, total aset BRIS pada Mei tahun ini naik sebesar 21,41 persen yoy menjadi Rp 35,72 triliun dari sebelumnya Rp 29,42 triliun pada Mei 2017. Peningkatan Aset tersebut didorong oleh pertumbuhan Pembiayaan menjadi Rp 20,42 triliun atau tumbuh sebesar 11,5 persen secara yoy dibandingkan Mei tahun lalu yang sebesar Rp 18,31 triliun.

"Semoga kami BRIS mampu melaksanakan tugas dengan baik. Supaya ke depan BRIS tetap jadi acuan perbankan syariah," ujar Hadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement