REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap, memperkirakan gelombang tinggi akan terjadi di perairan selatan Pulau Jawa selama beberapa hari ke depan. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara di dua lokasi wilayah selatan Khatulistiwa.
Sementara bersamaan dengan tingginya gelombang laut tersebut, seorang bocah dilaporkan hilang akibat terseret gelombang di Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. Korban yang bernama Eza (8), Sambeng Kabupaten Wonosobo ini, dilaporkan hanyut Senin (25/6) petang.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo, menyebutkan dari pemantauan Senin dan Selasa (26/6), kecepatan angin di Bandara Tunggul Wulung yang agar jauh dari kawasan pantai mencapai kisaran 14 sampai 21 knot. "Bahkan di sepanjang kawasan pesisir pantai Cilacap, diperkirakan bisa lebih dari 21 knot," jelasnya.
Terkait kondisi ini, dia menyatakan BMKG Cilacap telah kembali surat peringatan agar para nelayan dan seluruh warga yang beraktivitas di laut dan pantai wilayah Cilacap, agar berhati-hati terhadap terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta. "Khususnya selama tiga hari ke depan. Tinggi gelombang laut diperkirakan bisa mencapai lebih dari empat meter," jelasnya.
Menurutnya, terjadi angin kencang tersebut disebabkan adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia Barat Daya Sumatra sebesar 1.009 mb. Dan pusat tekanan tinggi di Australia Selatan sebesar 1.033mb. "Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan angin kencang di selatan Cilacap hingga selatan Yogyakarta yang berdampak pada tinggi gelombang," jelasnya.
Sementara soal hanyutnya seorang anak di Pantau Teluk Penyu, Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, menyebutkan korban hanyut terseret gelombang laut saat sedang berwisata bersama keluarganya di Pantai Teluk Penyu.
"Awalnya korban diketahui sedang bermain air di pantai. Namun tiba-tiba korban terhempas gelombang tinggi, yang kemudian menyeretnya ke tengah laut," jelasnya. Hingga kemarin, tim SAR gabungan dari berbagai elemen SAR masih melakukan pencarian.
Namun Mulwahyono menyebutkan, upaya pencarian terkendala gelombang laut di kawasan pantau yang mencapai 1 hingga 1,5 meter. "Bersama elemen SAR lainnya, kami masih berupaya menemukan korban," jelasnya.