REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Golkar Mukhammad Misbakhun membantah tudingan jika Airlangga Hartarto mengadu domba Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Misbakhun mengaku hadir saat Ketua Umum Golkar berpidato dalam kampanye akbar cagub Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Pak Airlangga sama sekali tidak bermaksud mengadu Presiden Jokowi dengan Ibu Megawati," kata Mukhammad Misbakhun, Selasa (27/6) malam.
Mukhammad Misbakhun mengatakan hal itu menanggapi tudingan yang dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah terkait pernyataan Airlangga Hartarto, bahwa Presiden Joko Widodo mendukung Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur Jawa Timur.
Misbakhun menuturkan, Airlangga pada kampanye akbar calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Probolinggo, Sabtu (23/6) memang menyampaikan fakta tentang rekam jejak mantan Menteri Sosial itu. Khofifah saat menjadi Menteri Sosial merupakan kolega Airlangga yang menjadi Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Saya hadir pada kampanye itu dan menyaksikan langsung pernyataan Pak Airlangga. Pak Airlangga menyampaikan kedekatan Pak Jokowi dalam hubungan kerja secara nyata di kabinet, yang berarti secara otomatis akan lebih sering bertemu berkomunikasi," kata Misbakhun.
Ketua Departemen Pengawasan Pembangunan DPP Partai Golkar itu menambahkan, ajakan yang disampaikan Airlangga kepada warga Jawa Timur untuk memilih Khofifah tak menyalahi asas pemilu yakni luber dan jurdil, karena memilih adalah hak pribadi.
Misbakhun menegaskan, Airlangga tak bermaksud mengadu Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di mana PDI Perjuangan mengusung pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno pada Pilkada Jawa Timur.
"Saya saksi mata yang hadir di samping Pak Airlangga. Saat beliau berorasi di kampanye itu, tidak ada satu kalimat pun yang menyebutkan nama Ibu Megawati. Pak Airlangga menyerukan agar masing-masing calon bersaing secara sehat dan menunjukkan kapasitas masing-masing," ujarnya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur II, Pasuruan dan Probolinggo, itu menilai, pernyataan Ahmad Basarah mencerminkan ketatnya persaingan elektabilitas antara Khofifah yang didukung Partai Golkar dengan Saifullah yang diusung PDI Perjuangan.
"Jika PDI Perjuangan menganggapnya sebagai upaya adu domba antara Presiden Jokowi dan Ibu Megawati, itu adalah persepsi dari pribadi masing-masing. Hal ini bisa sangat dimengerti mengingat ketatnya persaingan elektabilitas masing-masing pasangan cagub-cawagub,¿ katanya.
Misbakhun juga mengingatkan, Partai Golkar dan PDI Perjuangan adalah partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta kedua partai itu juga sama-sama mengusung Joko Widodo sebagai calon Presiden pada Pemilu Presiden 2019. "Artinya siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur Jatim nantinya tetap akan mendukung Jokowi pada Pemilu Presiden 2019. Sudah selayaknya kampanye dan pernyataan-pernyataan politik disikapi secara dewasa dan dengan jiwa yang besar," ucapnya.
Baca juga: Basarah Sebut Airlangga Adu Domba Jokowi dan Megawati
Sebelumnya, Wakil Seketaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan Ahmad Basarah menilai pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait Pilkada Jawa Timur mengarah pada upaya adu domba antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Pernyataan yang dimaksud adalah Airlangga mengatakan bahwa Jokowi mendukung Khofifah Indar Parawansa pada pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur 2018.
Basarah juga mengkritik pernyataan Airlangga lainnya, yakni bahwa pilihan Jokowi dalam memilih cagub tidak harus atas dasar kesamaan partai. Ia mengatakan, pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa sikap Jokowi dalam mendukung cagub tidak harus didasarkan atas persamaan partai adalah pernyataan yang memanas-manasi perasaan Megawati.
“Apalagi Puti Guntur Soekarno adalah keponakan Bu Mega dan cucu pertama Bung Karno," kata Basarah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/6).
Basarah juga merespons pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa alasan Jokowi mendukung Khofifah karena dukungan pada pilpres 2014. Ia mengatakan, pernyataan itu seakan-akan menafikan keberadaan PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusung Jokowi pada pilpres 2014.
"Harusnya, jika Airlangga Hartarto loyal pada Pak Jokowi, dia harus menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antar partai pendukung Jokowi, terutama dengan Bu Mega sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, tempat Pak Jokowi dibesarkan," kata dia.
Baca juga: Seskab: Tidak Benar Jokowi Perintahkan Menangkan Khofifah
Sementara Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung membantah adanya perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur. Seskab menegaskan, Presiden Jokowi bersifat netral dalam pilkada di daerah mana pun juga.
"Dalam kesempatan ini tadi saya bertiga dengan Presiden dan Mensesneg ingin mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh salah satu ketua umum partai yang mengatakan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan menugaskan kepada Ketum Partai Golkar untuk memenangkan Ibu Khofifah. Itu sama sekali tidak benar," kata Pramono di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/6).