REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya sesuai aspirasi dan gembira tanpa takut dengan tekanan oleh pihak manapun. Imbauan terkait Pilkada Serentak yang dihelat hari ini, Rabu (27/6).
"Harus dihindari dan menghindari provokasi bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA)," ujar Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie dalam keterangan persnya, Selasa (26/6).
Jimly mengatakan, pilkada serentak hanyalah alat dalam sistem negara yang menganut demokrasi. Karena itu, kata dia, jangan sampai kemudian pilkada malah memecah belah kerukunan hidup warga negara dan persatuan bangsa.
"Pilkada hanya alat demokrasi yang tak seharusnya justru menjadi alat pemecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia," ungkapnya.
Ia juga menuturkan, aparatur penyelenggara pilkada dan penegak hukum harus bekerja dengan profesional dan adil. Itu perlu dilakukan dalam melayani masyarakat yang menggunakan hak pilihnya. Untuk kalangan masyarakat, Jimly meminta agar dapat mewujudkan pilkada yang jujur, adil, dan transparan dengan ikut aktif mengawasi segala bentuk kecurangan yang dapat terjadi.
Jimly pun mengimbau, agar media sosial dapat digunakan secara bijaksana oleh semua kalangan masyarakat. Media sosial kerap digunakan untuk menggoreng isu-isu terkait pilkada. "Perlu dicek kebenaran informasinya secara pasti sebelum melakukan penyebaran kabarnya," kata Jimly.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini berharap, pilkada serentak dapat terlaksana secara sukses. Ia juga ingin pilkada serentak ini menghasilkan pemimpin daerah yang amanah serta komitmen dan konsisten untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi ke depannya.