REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perolehan sementara hasil perhitungan cepat Charta Politika untuk pemilihan wali kota Bogor 2018 hingga pukul 15.00 WIB memenangkan pasangan nomor urut 3 Bima-Dedie. Pasangan tersebut meraih suara telak, yakni 40,9 persen.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Achmad Ruyat-Zaenul Mutaqin memperoleh 27,0 persen, nomor urut 2 pasangan Edgar Suratman-Safwelly Ginajar sebesar 12,5 persen, dan nomor urut 4 pasangan Dadang Danubatata -Sugeng Teguh sebanyak 13,6 persen.
Sampel hitungan cepat baru masuk sekitar 3,14 persen dari total 1.785 tempat pemungutan suara (TPS).
"Dari survei kami yang terakhir pada Juni 2018 menunjukkan bahwa elektabilitas incumbent masih sangat kuat. Bahkan, hampir 60 persen hasilnya. Dan hasil survei itu tidak jauh berbeda dari survei periode sebelumnya pada Maret 2018. Incumbent Bima-Dedie persentasenya masih sangat tinggi," ungkap Manager Riset Charta Politika, Muslimin Tanja, di Kota Bogor, Rabu (27/6).
Ia menambahkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tergolong tinggi, yakni berada di atas 70 persen dan tersebar merata di wilayah kecamatan yang ada di Kota Bogor.
"Di atas kertas ketika survei kepuasan publik terhadap incumbent itu tinggi, di atas 70 persen, biasanya cenderung akan terpilih kembali. Masyarakat sudah melihat prestasi apa yang sudah dilakukan dan merasa puas,” kata dia.