REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djarot Saiful Hidayat kembali gagal di pilkada. Kali ini ia gagal menjadi Gubernur Sumatra Utara dalam Pilgub 2018.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rabu (27/6), dari 99,14 persen suara yang masuk, paslon nomor dua Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus meraih suara sebesar 42,88 persen.
Pasangan ini kalah dengan paslon nomor satu Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang unggul dengan suara sebanyak 57,12 persen. Adapun tingkat partisipasi masyarakat Sumut sudah cukup tinggi yaitu sebesar 65,42 persen.
Menurut Denny JA dari LSI, kemenangan paslon nomor urut satu ini karena mereka dapat menarik kantong suara besar di Sumut, yaitu masyarakat Muslim. "Selain putra daerah, paslon nomor satu juga merupakan Muslim dan dapat meraih suara Muslim yang terbanyak di Sumut," ujar Denny dalam konferensi pers hasil hitung cepat di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Rabu (27/6).
Dalam Pilgub 2018 ini, Djarot-Sihar diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan paslon pemenang, nomor urut satu, yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajeksah diusung oleh lima partai. Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Sebelum maju di Sumut, Djarot maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai wakil Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok-Djarot kalah oleh Anies Baswedan-Sandiaga Uno.