Rabu 27 Jun 2018 19:56 WIB

Surat Suara Sempat Dicuri, Pilkada di Puncak Digelar Besok

Iqbal sebut surat suara yang hilang ternyata sedang dicoblos-coblosi

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas membawa surat suara untuk didistribusikan
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petugas membawa surat suara untuk didistribusikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 5 Kabupaten Puncak Jayawijaya sempat dicuri oleh Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bernama Amalus Wetapo pada penyelenggaraan pilkada serentak, Rabu (27/6). Akibatnya, surat suara rusak dan terdapat pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menuturkan kejadian tersebut terjadi pukul 10.00 waktu setempat. Kotak suara beserta surat suara hilang.

"Lalu aparat mencari ternyata ada di rumah KPPS Amalus, sedang dicoblos-coblosi surat suaranya," kata dia, Rabu (27/6).

Rencana tindak lanjut,  Amalus pun diamankan di Polres. Kejadian ini dilaporkan ke Panwaslu dan para penyelenggara bermusyawarah untuk menyalurkan hak pilih para pemilih yang belum menyalurkan suaranya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes AM Kamal menuturkan, du TPS 5 diselenggarakan pilihan bupati dan pilihan gubernur. Pilbup satu calon tunggal, sementara pilgub dua paslon. Yang dicuri adalah surat suara Pilgub.

"Masalah ini ditangani Gakkumdu (Sentra Penegakan Hukum Terpadu). Setelah penyelenggara berdiskusi, maka pemilihan akan dilakukan besok. Ini dikarenakan menunggu surat suara yang nasih diambil karena sebagian surat suara rusak," kata dia.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto melaporkan, di kasus dibawa kaburnya kotak beserta surat suara oleh Ketua KPPS tersebut sudah teratasi. "Pelaku sudah bisa ditangkap," kata Wiranto saat menggelar konferensi pers di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (27/6).

Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian lebih lanjut menerangkan, ia yang pernah menjadi Kapolda Papua selama kurang lebih dua tahun mengaku kejadian membawa kabur surat suara tersebut memang kerap terjadi. Kejadian tersebut menurut Tito terjadi karena unsur primordialisme, keberpihakan suku, dan keluarga.

Mengenai kasus yang terjadi Tito memastikan hak tersebut hanya terjadi di satu TPS dan sudah teratasi. "Dilaporkan sudah ditangkap dan dibawa," ujarnya di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (27/6). Pemungutan suara sebagian dapat kembali dilanjutkan, sedangkan untuk yang belum melakukan pemungutan suara karena dibawa kaburnya surat suara tersebut akan dilakukan pemungutan suara susulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement