Kamis 28 Jun 2018 09:10 WIB

Mahmoud Abbas Tegaskan Komitmen Damai dengan Israel

Kedua negara bisa hidup damai dengan dasar perbatasan 1967.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: VOA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (27/6) mengatakan bersungguh-sungguh mengenai perdamaian dengan Israel. Kedua negara bisa hidup dalam kedamaian dan kestabilan dengan dasar perbatasan 1967.

Pernyataan Abbas itu dikeluarkan saat menerima Pangeran William dari Inggris di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Yordan. "Kami ingin mencapai perdamaian melalui perundingan dan ini adalah posisi kami yang belum berubah sejak lama," kata Abbas.

Itu adalah kunjungan pertama oleh seorang anggota Kerajaan Inggris ke wilayah Palestina yang diduduki Israel. Abbas, saat menyambut kunjungan bersejarah tersebut, mengatakan bahwa ia berharap itu takkan menjadi kunjungan terakhir, sementara Pangeran Inggris tersebut akan kembali ketika rakyat Palestina meraih kemerdekaan.

Sementara itu, Abbas kembali menyampaikan posisinya mengenai terorisme. "Kami berkomitmen memerangi terorisme di mana pun itu, baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional, dan untuk itu kami melakukan kontak dengan semua negara," katanya.

Selama kunjungan tak resminya, Pangeran William mengunjungi kemah pengungsi Jalazon di dekat Ramallah, singgah melakukan kunjungan di kota tua di kota tersebut untuk acara budaya, kemudian menyaksikan pertandingan sepak bola anak-anak setempat.

Baca juga: Pangeran William Puji Kerja Sama Inggris-Palestina

Pada Selasa (26/6), Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk serangan pemukim Yahudi terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka. Kementarian tersebut mengatakan, Pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan itu. Kementerian tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan pada tahap ini, Pemerintah Israel melihat kesempatan melakukan rencana perluasan kolonial, termasuk penuntasan Judaisasi atas Yerusalem, perluasan permukiman, serta makin menghapuskan kehadiran Palestina dari wilayah pendudukan.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah bentrokan pada malam hari antara orang Palestina dan pasukan Israel tepat setelah pemukim memasuki Kota Nablus di Tepi Barat Sungai Yordan dan melakukan upacara di Makam Nabi Yusuf AS, tempat yang dipandang suci oleh kedua pihak. Beberapa sumber medis mengatakan, lebih dari 35 orang Palestina, termasuk seorang wartawati dan seorang anak kecil, cedera oleh tentara Israel yang menembakkan peluru berlapis karet dan peluru aktif, gas air mata, serta granat kejut untuk membubarkan orang Palestina.

Pemukim Yahudi juga menyerang warga sipil Palestina dan kendaraan mereka di Desa Burqa. Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Amerika Serikat mendukung Israel dan membiarkan pemukim Yahudi melancarkan provokasi dan kekerasan terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka.

Kementerian tersebut juga menyeru Dewan Keamanan PBB mempercepat pelaksanaan mekanisme hukum internasional dan prosedur untuk mengaktifkan sistem perlindungan internasional sebelum keadaan sangat terlambat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement