REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo memuji Timor Leste atas dukungannya kepada Indonesia saat pencalonan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 pada 8 Juni 2018. Dukungan itu memantapkan posisi Indonesia di DK PBB.
"Berkat dukungan tersebut Alhamdulillah Indonesia telah terpilih pada pemilihan tanggal 8 Juni 2018 di markas besar PBB di New York," kata Presiden Joko Widodo saat sambutan pembukaan pertemuan bilateral dengan Presiden Timor Leste Francisco Guterres Lú Olo di Istana Kepresidenan Bogor, pada Kamis (28/6).
Menurut Presiden, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di sejumlah bidang. Indonesia juga ingin tetap menjadi mitra terpercaya bagi pembangunan infrastruktur dan kapasitas di Timor Leste yang damai dan stabil.
"Perhatian yang besar terhadap persahabatan Indonesia dan Timor Leste, persahabatan yang menatap ke depan bagi kesejahteraan kedua rakyat kita," demikian Presiden Jokowi.
Baca juga, Jokowi Terima Kunjungan Presiden Timor Leste.
Selain itu, Jokowi menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah dan rakyat Timor Leste atas suksesnya penyelenggaraan Pemilu anggota parlemen nasional pada Juni 2018. Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Lú Olo di Istana Kepresidenan Bogor pada Kamis pagi.
Dalam pertemuan bilateral itu hadir sejumlah pejabat yaitu Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Polhukam Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kunjungan Guterres ke Indonesia ini merupakan kunjungan kerja ke luar negeri pertama sejak ia dilantik menjadi presiden Timor Leste pada 2017. Tampak hadir pula Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkopolhukam Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono, dan Menristekdikti M Nasir.
Kerja sama bilateral Indonesia-Timor Leste semakin erat di berbagai bidang sejak dibukanya hubungan diplomatik pada 2 Juli 2002. Menurut data Direktorat Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri, pemerintah Timor-Leste mempercayakan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur strategis kepada perusahaan konstruksi asal Indonesia.
Selain itu, Indonesia pun berkomitmen untuk mendukung pembangunan Timor-Leste melalui berbagai program pengembangan kapasitas. Catatan perdagangan bilateral RI-RDTL terus meningkat. Pada 2015 angka perdagangan kedua negara tercatat sebesar 217,00 juta dolar AS dengan RI surplus 215,95 juta dolar AS.
Kemudian pada 2016, nilai tersebut meningkat jadi 227,41 juta dolar dengan surplus RI 224,42 juta dolar AS.