REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai faktor utama yang membuat suara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) pada Pilgub Jabar melonjak tinggi. Yaitu, bekerjanya mesin politik.
Menurut dia, ini mengakibatkan prediksi hasil survei sebelum pencoblosan meleset.
"Data riset Pusat Studi Sosial Politik Indonesia (Puspol Indonesia) menemukan bahwa 98 persen mesin politik pasangan Asyik khususnya mesin PKS bekerja optimal di hari-hari kampanye terakhir. Disusul kemudian mesin PAN dan Gerindra," kata Ubeidilah, Kamis (28/6).
Ubedilah mengakui, dari fakta lapangan Puspol, mesin politik Gerindra memang yang paling kecil bergerak. Namun secara umum, mesin politik partai pendukung pasangan Asyik tersebut unik bisa bergerak. Padahal, berdasarkan wawancara Puspol dengan tim pemenangan Asyik, partai-partai pendukungnya tidak memiliki banyak dana kampanye.
Meski begitu, menurut Ubedilah, mesin politik partai bekerja sangat optimal dengan cara mendekati dan mengajak para pemilih di hari-hari terakhir kampanye agar menjatuhkan pilihan pada pasangan Asyik. "Baik melalui darat, person to person langsung, maupun melalui udara di dunia maya," ujarnya.
Ubedilah melanjutkan, motivasi yang membuat mesin politik ini berjalan sangat kuat, karena kesadaran keagamaan dan semangat untuk kebaikan yang memiliki nilai di hadapan Tuhan. Tak hanya itu, mesin politiknya bekerja karena di pasangan ini ada para tokoh ulama dan tokoh masyarakat yang turut mengajak memilih Asyik.
Efek Prabowo Subianto dan mantan gubernur Jabar Ahmad Heryawan, jelas Ubedilah, juga memberi kontribusi suara pada pasangan Asyik meski tidak sebesar faktor mesin politik. Dalam penelitian Puspol pun, ada 87 persen pemilih menyatakan memilih pasangan Asyik karena didekati kader PKS yang berakhlak baik di tengah masyarakat.
Akibatnya, menurut Ubedilah, semua lembaga survei seolah terjerumus dalam kuburan saat melakukan survei di Jawa Barat. Karena, papar dia, hasil semua lembaga survei terkemuka gagal memprediksi elektoral pasangan Asyik karena rata-rata surveinya menempatkan pasangan Asyik kalah bahkan dengan perolehan suara di bawah 10 persen.
Tapi faktanya, Ubedilah mengatakan, hasil quick count atau hitung cepat lembaga survei terkemuka menunjukkan pasangan Asyik kurang lebih mencapai 29.50 persen. Lompatan suara yang dahsyat ini melebihi 20 persen ketimbang hasil survei sejumlah lembaga terkemuka.
"Selisihnya dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum tidak jauh berbeda, hanya 1 sampai 2 persen, sehingga dengan margin error 1 persen pun memungkinkan dalam hitungan manual pasangan Asyik memenangkan Pilkada Jawa Barat 2018," katanya.