Jumat 29 Jun 2018 00:07 WIB

Bekas Penjual Koran Siap Jadi Orang Nomor Satu di Kalbar

Sutarmidji pernah berjualan koran di Kantor Wali Kota Pontianak semasa kecilnya.

Calon Gubernur Kalbar, Sutarmidji (kedua kiri) bersama istri memperlihatkan jari kelingking bertinta biru usai pencoblosan Pilgub Kalbar di TPS 006, Kelurahan Sungai Beliung, Pontianak, Rabu (27/6).
Foto: ANTARA FOTO/Sheravim
Calon Gubernur Kalbar, Sutarmidji (kedua kiri) bersama istri memperlihatkan jari kelingking bertinta biru usai pencoblosan Pilgub Kalbar di TPS 006, Kelurahan Sungai Beliung, Pontianak, Rabu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Calon gubernur Kalimantan Barat (cagub Kalbar) nomor urut 3, Sutarmidji yang pada masa anak-anaknya pernah berjualan koran di lingkungan Kantor Wali Kota Pontianak kini bakal menjadi orang nomor satu di Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun, bukan lahir di lingkungan keluarga yang kaya, tetapi karier Sutarmidji bisa sampai menjadi Wali Kota Pontianak selama dua periode, bahkan sebagai wali kota terbaik se-Indonesia.

Semasa kecil, Sutarmidji biasa menjajakan korannya di kawasan Pelabuhan Dwikora, kantor Bea Cukai Pontianak dan sekitar Kota Pontianak dari kelas 2 SD hingga bisa menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalbar. Dalam berbagai kesempatan, dia pernah menceritakan kehidupan masa kecilnya.

"Dulu saya sering jualan koran di lingkungan Kantor Wali Kota Pontianak, dan suatu ketika pernah ditanya oleh Ir Pedi Natasuwarna yang dulu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, nanti besar cita-citanya jadi apa, saya jawab wali kota dan beliau diam saja mungkin mikir ngape penjual koran mau jadi wali kota dan Alhamdulillah diaminkan malaikat," ujarnya.

Kini siapa yang menyangka, kalau seorang penjual koran di masa kecilnya bisa menjadi orang nomor satu di Kalbar. Berdasarkan hasil hitung cepat LSI Denny JA, pasangan Sutarmidji-Norsan unggul dengan perolehan suara 58,29 persen, disusul pasangan Karolin-Gidot dengan perolehan dukungan suara 34,35 persen, dan pasangan Milton-Boyman dengan dukungan suara 7,37 persen.

Sutarmidji, lahir di Pontianak, 29 November 1962 atau berumur 56 tahun. Ia merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara yang lahir dari pasangan Tahir Abubakar dan Djaedah.

Ayahnya hanya seorang pegawai biasa di Departemen Agama di Pontianak, yang sebelumnya pernah aktif di Partai Masyumi. Dia mempunyai istri bernama Lismaryani, dan mempunyai tiga anak, dua perempuan yang sudah menyelesaikan kuliahnya, dan satu yang paling bungsu laki-laki masih sekolah di tingkat SMP/sederajat.

Sutarmidji memulai karier politiknya dengan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) atas ajakan dari Ali Akbar, sepupunya yang juga politikus PPP. Pada Pemilu 1999, ia dipercaya sebagai anggota DPRD Kota Pontianak, kemudian pada 2003, ia terpilih sebagai Wakil Wali Kota Pontianak mendampingi Buchary Abdurrachman.

Pada Pilkada 2008, Sutarmidji bersama Paryadi terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak, periode 2008-2013. Kemudian pada 2013, Sutarmidji berpasangan dengan Edi Rusdi Kamtono kembali terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak periode 2013-2018 hingga sekarang.

Dalam visi dan misi cagub Kalbar, Sutarmidji menyebut Kalbar baru yang lebih maju dan lebih sejahtera. "Jika terpilih menjadi pemimpin Kalbar, maka kami akan melakukan reformasi tata kelola pemerintahan, yang sebelumnya sudah saya terapkan ketika memimpin Kota Pontianak, dan berkomitmen akan membangun dan meningkatkan sekitar 300 kilometer jalan di Kalbar dalam tiga sampai empat tahun sudah bisa diselesaikan," katanya.


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement