REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri menginginkan kalangan muda menguasai teknologi dan informasi. Hal ini pun mendorong Kemnaker untuk memfasilitasi anak muda dalam berkreasi.
Dia pun yakin ruang inovasi dapat menurunkan jumlah penganggur muda dan menciptakan lapangan kerja baru bagi generasi millennial. "Saya mengundang para anak muda kreatif dan generasi millennials yang punya mimpi besar untuk datang berbondong-bondong memanfaatkan fasilitas ini," ujar Hanif melalui siaran pers, Kamis (27/6).
Hanif menyatakan, fasilitas ruang inovasi ini akan menjadi wadah luar biasa bagi anak-anak muda zaman now yang fleksibel, cepat, dan dinamis untuk bertransformasi menjadi backbone industri kreatif di Indonesia. Selain itu ruang inovasi tersebut juga sebagai wujud komitmen Kemnaker dalam peningkatan kualitas dan kapasitas angkatan kerja muda dalam menyambut industri baru dan bersaing secara global.
Nantinya, kata Hanif keberadaan ruang inovasi dapat menghasilkan pekerja digital dengan profesi-profesi baru yang selama ini belum terwadahi di dunia pendidikan. Seperti jabatan UI/UX Designer (untuk mendesign aplikasi supaya enak dilihat oleh user), sosial media marketing, digital marketing, data scientist, dan lain-lain.
Program ruang inovasi, kata Hanif, harus memberikan pembaruan mengenai penguasaan teknologi dan wawasan di dunia industri kepada para anak muda mengerti know-how dan know-why terkait teknologi produksi dan prosesnya. Hingga mampu membuat prototype, melakukan pengujian dan demonstrasi, menduplikasi, dan mengadaptasi teknologi yang dibutuhkan.
“Saya berharap konsep Ruang Inovasi Kemnaker ini dapat dikloning oleh Co-Working Space lainnya yang telah banyak diinisiasi oleh industry. Sehingga pada akhirnya mampu melaksanakan perubahan secara mandiri dalam produk digital atau prosesnya untuk memenuhi kebutuhan pasar serta mengenalkannya ke pasar," ujarnya.
Lebih lanjut, Hanif menjelaskan pembangunan ruang inovasi ini didasari oleh pemahaman luas mengenai potensi Indonesia sebagai negara dengan jumlah startup cukup tinggi. Yaitu sebanyak 1.830 usaha rintisan berdasarkan data startup ranking per tanggal 22 Juni 2018."Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan ke-6 di dunia," ujar dia.
Jumlah di atas, lanjut Hanif, diprediksi bakal terus bertambah mengingat potensi penggunaan internet di Indonesia sangat tinggi. Berdasarkan data dari Survei Penetrasi dan Prilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2017 yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 143,26 juta atau 54,68 persen dari total penduduk Indonesia sebanyak 262 juta orang.