Kamis 28 Jun 2018 23:56 WIB

Indocememt Berharap Gubenur Jabar Realisasikan TPA Nambo

Sampai saat ini pembangunan TPA itu masih tertunda.

Warga melintas di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang belum beroperasi di Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/4).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang belum beroperasi di Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perusahaan semen multinasional PT Indocement berharap Gubernur Jawa Barat terpilih dapat melanjutkan proyek pembangunan TPA Nambo. Sampai saat ini pembangunan TPA itu masih tertunda.

"Harapannya untuk pemerintahan di Jawa Barat yang baru ini bisa melanjutkan proyek ini, karena ini proyek yang baik bisa mengatasi masalah sampah di Jawa Barat," kata Direktur Utama PT Indocement, Christian Kartawijaya dalam kegiatan Halal Bi Halal dengan media regional Bogor, di Jakarta, Kamis (28/6) malam.

Ia menyebutkan, proyek Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Nambo dapat menjadi pionir dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayah Jawa Barat, karena pengolahan sampahnya dapat dimanfaatkan oleh Indocement sebagai bakan bakar pembuatan semen menggantikan batu bara yang semakin tinggi harganya.

Menurutnya, biaya komponen tertinggi dalam industri semen adalah batu bara sebagai bahan bakar memproduksi semen dan BBM untuk transportasi. Saat ini harga minyak naik dari 50 dolar per barel, menjadi 70 sampai 75 dolar per barel. Kondisi ini menyebabkan Indocement dan pabrikan lain kesulitan. Di satu pihak harga semen turun 11 persen karena pasokan berlebih, tetapi biaya naik 11 hingga 12 persen.

"Dampaknya margin kita kena .squisy, makanya dari mulai awal tahun kemarin sampai sekarang, kita belum turunkan harga lagi," katanya.

Upaya yang dilakukan Indocement menghadapi kondisi tersebut dengan mengoptimalkan pabrik yang besar, dan menutup pabrik dengan kapasitas kecil. Karena pabrik besar menggunakan batu bara berkalori rendah, sehingga efisien.

Ke depan dia mengatakan  pembangunan TPA Nambo menjadi harapan selain untuk menuntaskan permasalahan sampah, juga menjadi bahan bakar alternatif pabrik semen. "Mudah-mudahan proyek Nambo kita berjalan," katanya.

TPA Nambo berfungsi menampung sampah. lalu  diolah menjadi briket yang digunakan oleh Indocement sebagai bahan bakar produksi semen. Saat ini progres pembangunan TPA Nambo telah disediakan tanah oleh Pemkab Bogor, lelang juga sudah dilakukan dan pemenang tender sudah ditunjuk, dan kini sedang dilakukan persiapan oleh pemenang.

"Indocement sudah siapkan pabrikan-pabrikan untuk bisa menampung yang namanya RDF, sampah-sampah itu dikeringkan, dengan alat pres bisa dimasukkan dalam tungku jadi bahan bakar semen," kata Christian.

Ia menambahkan, operasional TPA Nambo akan menghilangkan sampah sekitar tiga persen. Ini  yang tadinya banyak tertampung di kali, laut, dan daratan, bia diatasi dengan teknologi dari Indocement. "Mudah-mudahan bisa berjalan, kembali lagi ke pemerintah Jawa Barat, karena pabriknya sudah siap, untuk nampung. Kalau jalan cepat, satu-dua tahun ini, mudah mudah bisa jadi pionir dan solusi mengahadapi masalah sampah," kata Christian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement