REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab pada Rabu (27/6) mengatakan 11 pegawai perusahaan minyak milik negara Petroleum of Venezuela (PDVSA) ditangkap karena penyimpangan yang mempengaruhi perusahaan di Orinoco Oil Belt.
Pekerja yang ditangkap tersebut bekerja di tempat penyimpanan minyak mentah Jose Antonio Anzoategui dan terminal pemuatan di Venezuela Timur. Saab mengatakan mereka dicurigai melakukan sabotase yang ditujukan ke industri minyak.
Pegawai yang ditahan, katanya, terlibat dalam dua peristiwa yang telah mengakibatkan kerugian negara sebesar 14 juta dolar AS. Peristiwa pertama pada 14 Juni memicu dihentikannya pasokan minyak nafta ke dua perusahaan, PetroMonagas dan Petrosinovensa. Perusahaan ini menghadapi kerugian 175 ribu barel minyak mentah dan 11.375 juta dolar AS akibat dihentikannya produksi.
"'Tindakan sabotase' kedua terjadi pada 16 dan 17 Juni ketika kesalahan parah dilakukan dalam proses pemuatan (minyak mentah) ke dua perahu, Aries Sun dan Nerissa," kata Saab.
Saab memberi perincian Aries Sun mestinya mengisi 400 ribu barel minyak Zuata 300, yang diproduksi PetroCedeno, perusahaan cabang PDVSA. Perahu Nerissa dijadwalkan memuat 1,8 juta barel minyak Merey.
Sebelum pemberitahuan diberikan oleh PetroCedeno, diketahui 200 ribu barel minyak hilang dari Aries Sun. Sedangkan Nerissa diisi 162 ribu barel tambahan minyak.
Penyelidikan juga memperlihatkan siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan pemuatan minyak tersebut. PDVSA dipaksa membayar ganti rugi kepada konsumen atas kerugian itu sebesar 2.733.780 dolar AS. Selain penangkapan 11 pegawai tersebut, 90 pegawai PDVSA telah dikenal tindakan disipliner, termasuk 23 manager senior.