REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Aktivitas seismik Gunung Agung semakin melandai. Hasil rapat evaluasi erupsi Gunung Agung oleh komunitas bandara dipimpin Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Jumat (29/6) siang memutuskan Ngurah Rai kembali dibuka sekitar pukul 14.30.
"Pertimbangannya ruang udara bandara sudah tidak terdapat sebaran abu vulkanis dan arah angin cenderung dari timur ke barat laut, sehingga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terhitung pukul 14.30 WITA dibuka kembali," kata Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Kelas I Ngurah Rai, Herson, Jumat (29/6).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga telah mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) terkait pembukaan kembali Bandara Ngurah Rai bernomor A2552/18. Selama masa recovery, kata Herson, bandara akan beroperasi 24 jam untuk tujuan normalisasi rotasi penerbangan.
Evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran abu vulkanis dan arah angin akan terus dilakukan berkala. Hasil citra satelit cuaca Himawari siang ini sekitar pukul 13.00 WITA menunjukkan pergerakan debu vulkanis terdeteksi ke arah barat daya dan barat laut.
Baca juga, Sejumlah Penumpang Memilih Bertahan di Bandara Bali.
Hasil observasi dalam bentuk paper test juga menunjukkan nihil adanya debu vulkanis di area bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta itu.
Data terbaru otoritas bandara hingga pukul 14.00 WITA menunjukkan total keseluruhan penumpang terdampak penutupan bandara hari ini mencapai 19.891 orang. Jumlah ini terdiri dari 9.886 penumpang internasional dan 10.005 penumpang domestik. "Data ini akan terus diperbaharui sampai realisasi pukul 19.00 WITA nanti," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim.
Rincian pesawat yang batal (cancel) adalah 55 penerbangan kedatangan internasional dan 53 penerbangan keberangkatan internasional, serta 100 pesawat kedatangan domestik dan 98 pesawat keberangkatan domestik.
Gempa tremor berhenti
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Dewa Made Mertayasa mengatakan gempa tremor yang sempat terjadi dua hari berturut-turut sebelumnya sudah berhenti sejak pukul 05.00 WITA. "Ini menunjukkan fluida tidak menuju kawah lagi," kata Mertayasa, Jumat (29/6).
Visual asap dari puncak kawah, sebut Mertayasa masih terlihat. Namun, rekaman seismik menunjukkan itu hanya berupa embusan-embusan yang berasal dari hawa panas lepasan fluida yang terkena air hujan.
"Rekaman pukul 12.00 WITA kemarin (Kamis) hingga pukul 05.00 WITA hari ini (Jumat) menunjukkan fluida terus mengalir, ada penambahan lave membeku menjadi batu dan pasir sehingga ada penambahan kubah lava. Meletusnya cuma sekali pada 27 Juni saja," katanya.
Status gunung berapi tertinggi di Bali tersebut masih level tiga alias siaga. Oleh sebabnya Mertayasa mengingatkan masyarakat tetap waspada, siaga masker demi kesehatan, dan menjauhi area radius empat kilometer untuk sementara waktu.